"Hal lain, ini bukan kegiatan cari kerja. Kalau enggak dapat kerjaan A ganti kerjaan B, yang penting saya dapat pekerjaan," ucap Anies.
"Bukan, saya bukan dalam posisi mencari pekerjaan, melamar pekerjaan. Saya tidak ingin catatan kalau ada kesempatan maka ambil."
"Ada nilai-nilai yang lebih daripada soal posisi," sambung Anies.
Ia kemudian menyinggung pencalonan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu pada Pilkada Jabar.
Adapun Ahmad Syaikhu mencalonkan diri bersama Ilham Habibie sebagai cagub-cawagub Jabar selanjutnya.
Anies mengaku tak ingin bersaing dengan Ahmad Syaikhu, yang sudah banyak membantunya saat Pilpres 2024 lalu.
"Faktor yang ketiga, saya menghormati Pak Syaikhu sudah menjadi calon gubernur di Jawa Barat dan sudah diajukan. Tidak tepat bila saya kemudian menyatakan diri sebagai calon gubernur berhadapan dengan teman seperjuangan yang kemarin berjuang bersama-sama," tandasnya.
Baca juga: Anies Ceritakan Runtutan Gagal Maju Pilgub Jakarta: Awalnya Didukung 4 Partai, Berujung Ditinggal
Bocoran Nama Parpol Baru Anies
Setelah batal mencalonkan diri pada Pilkada 2024, Anies berencana membuat partai politik (parpol) baru.
Nama Partai Perubahan Indonesia (PPI) sempat santer diperbincangkan di media sosial X (dulu disebut Twitter).
Partai tersebut digadang-gadang bakal menjadi nama partai yang dibentuk Anies usai gagal maju di Pilkada 2024.
Juru Bicara Relawan Anies, Iwan Tarigan menyebut waktu yang tepat bagi Anies mengumumkan nama parpol barunya adalah saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser pada 20 Oktober 2024 mendatang.
"Cocok ikut, minimal tanggal tersebut deklarasi pendirian parpol," kata Iwan.
Ia menyebut, nama partai baru Anies tengah didiskusikan.
Meskipun begitu, Iwan menegaskan partai baru Anies nantinya akan menjunjung nilai-nilai perubahan.