DRAMA Politik tingkat tinggi terkait pendaftaran pasangan calon kepala daerah telah berakhir. Lobi, negosisasi hingga saling intip strategi selesai begitu nama kandidat didaftarkan ke kantor KPU.
Anies Baswedan yang sempat digadang-gadang akan bertarung di Pilgub Jakarta, akhirnya kandas. Anies juga tak ikut berkontestasi di Pilgub Jawa Barat, meski namanya mencuat jelang detik-detik akhir penutupan pendaftaran.
Anies berancang-ancang akan mendirikan organisasi massa (Ormas) dan atau langsung mengumumkan pendirian partai politik sendiri. Anies merasa perlu mendirikan partai sendiri agar demokrasi di Indonesia berjalan lebih sehat.
Bagi Anies, demokrasi yang berjalan saat ini tidak sehat. Partai politik seperti tersandeera oleh kekuatan besar tertentu.
Anies merujuk kepada data bahwa sebelum ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ambang batas pencalonan dan batas usia pencalonan, terdapat sekitar 94 daerah yang hanya diikuti satu pasang kandidat atau melawan kotak kosong.
Pada Pilkada Serentak 2024 ini, sebanyak 545 daerah akan memilih kepala daerahnya dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota.
Setelah proses pendaftaran di KPU, kini hanya satu daerah yang diperpanjag masa pendaftarannya karena hanya terdapat 1 pasangan calon yang mendaftar, yakni di Propinsi Papua Barat.
KPU akan memperpanjang masa pendaftaran selama 3 hari agar pada Pilkada di Papua Barat tidak melawan kotak kosong.
Rencana Anies mendirikan partai politik perlu kita apresiasi. Rakyat akan semakin mendapat banyak pilihan partai politik dan juga ide besar yang diusung parpol tersebut.
Baca juga: Anies Baswedan Tegaskan Tak Pernah Sebarkan Formulir Pendaftaran hingga Rekening Parpol Baru
Sejenak kilas balik ke SBY yang akhirnya sukses menjadi Presiden setelah mendirikan Partai Demokrat.
Partai Demokrat didirikan pada 9 September 2001 saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai menteri di kabinet Megawati Soekarnoputri. Tahun 2004, partai yang baru pertama terlibat dalam Pemilu dan Pemilihan Presiden, langsung menempati urutan kelima dengan perolehan suara 7,5 persen dan 57 kursi dari 560 kursi DPR RI.
Namun saat Pilpres 2004, SBY-Jusuf Kalla langsung memenangi Pilpres putaran kedua dengan perolehan suara 60,1 persen.
Partai Gerindra yang didirikan Prabowo Subianto pada 6 Februari 2008 atas saran adik-adiknya setelah kalah berkontestasi di Konvensi calon presiden Partai Golkar. Pada Pemilu Legislatif 2009 yang pertama kali diikuti, Gerindra memperoleh 4,5 persen suara atau 26 kursi DPR RI.
2009, Prabowo berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri melawan SBY-JK dan hasilnya kalah.