TRIBUNNEWS.COM - Keributan yang terjadi saat bakal calon gubernur (bacagub) Jakarta, Ridwan Kamil atau RK, berkunjung ke Jatinegara, Jakarta Timur, pada Jumat (6/9/2024) menimbulkan komentar dari berbagai pihak.
Sekadar informasi, insiden ini terjadi ketika ada beberapa anggota Forum Betawi Rempug (FBR) cekcok dengan pihak Badan Musyawarah (Bamus) Betawi.
Ternyata, keributan ini terjadi lantaran FBR menyebut pertemuan antara RK dan Bamus Betawi tidak memiliki izin dari pihak RT, RW, hingga kepolisian.
Selain itu, FBR juga tidak menerima undangan terkait pertemuan tersebut.
Padahal, organisasi masayrakat (ormas) itu berada di bawah naungan Bamus Betawi.
Tentang insiden ini, beberapa pihak pun mengomentarinya seperti dari Ketua Tim Pemenangan RK-Suswono, Ahmad Sahroni dan bacawagub Jakarta dari PDIP, Rano Karno.
Ahmad Sahroni: Maklum, Like and Dislike di Jakarta Normal
Ahmad Sahroni mengungkapkan pihaknya memaklumi insiden keributan saat RK mengunjungi Jatinegara.
"Normal, like and dislike di Jakarta itu luar biasa," ujarnya setelah sidang terbuka untuk gelar doktornya di Universitas Borobudur, Jakarta Timur, pada Minggu (8/9/2024).
Baca juga: Ridwan Kamil Janjikan Anggaran Rp100-200 Juta Tiap RW, Ahmad Sahroni: Jakarta Duitnya Banyak
Sahroni mengatakan pihaknya bakal melakukan pendekatan ke berbagai pihak dengan perlahan.
Apalagi, sambungnya, ketika sudah menyinggung soal sebuah kelompok atau organisasi masyarakat.
Sebagai Ketua Tim Pemenangan, Sahroni berprinsip akan mengajak warga sebanyak-banyaknya untuk mendukung RK-Suswono.
Sosok yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem itu menegaskan pihaknya tidak akan memaksa warga Jakarta untuk memilih RK-Suswono.
"Ya kalau nolak ya enggak apa-apa. Kan tidak perlu kita memaksakan atau kelompok untuk mendukung kita," katanya.
Sahroni pun sudah menyiapkan berbagai strategi agar warga Jakarta memilih RK-Suswono.