Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak para calon Kepala Daerah untuk dapat bersama berperang menghadapi kampanye negatif dan informasi hoaks, pada masa kampanye Pilkada 2024.
Mengingat, per Rabu (25/9/2024) telah memasuki masa kampanye yang akan berlangsung sampai 23 November 2024 atau dua bulan ke depan.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Fadhilah Mathar mengungkapkan, keberadaan hoaks bertujuan saling menjatuhkan dan menjelek-jelekkan antar pihak yang ikut serta dalam momen perebutan kekuasaan.
Hal ini tentunya bakal mencederai pesta demokrasi di Tanah Air.
Baca juga: Terkait Pilkada 2024, Kominfo Ungkap Sebagian Daerah di Pulau Jawa Akses Internet Belum Cukup Baik
"Yang perlu kami imbau adalah terkait dengan disinformasi dan hoax, kita harus berkolaborasi betul-betul menyatakan bahwa ruang digital kita ini adalah ruang digital dengan kampanye positif, bukan negatif," ungkap Fadhilah dalam diskusi bertajuk 'Wujudkan Kampanye Damai' yang digelar Tribun Network di Menara Kompas, Jakarta, Senin (30/9/2024).
Ia melanjutkan, para calon Kepala Daerah beserta Tim Sukses yang berada di belakangnya, dibebaskan untuk memanfaatkan ruang digital untuk berkampanye.
Namun, isi dari konten tersebut adalah memberikan informasi seputar visi ke depan.
Fadhilah kembali menegaskan, pemanfaatan ruang digital sangat penting dalam rangka pemilihan kepala daerah. Terutama untuk menyampaikan transmisi pendapat, pandangan, hingga program-program.
Oleh karena itu, dirinya berharap informasi atau kampanye hoaks dapat berubah dengan informasi yang benar dan bisa membantu orang lain.
"Sudah seharusnya pesta demokrasi ini nantinya berlangsung dan berakhir dengan happy. Dengan happy artinya apa? jangan sampai ruang digital ini kotor dan kemudian kita gunakan untuk hal-hal negatif," papar Fadhilah.
"Saya percaya dengan integritas beliau- beliau, sehingga saya yakin bahwa kampanye negatif di ruang digital tidak akan digunakan untuk merebut suara," pungkasnya.