TRIBUNNEWS.COM - Paslon nomor urut dua Pilkada Jakarta 2024, Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) memberikan solusinya atas permasalahan kemacetan yang terjadi di Jakarta.
Hal tersebut disampaikannya dalam debat perdana Pilgub Jakarta 2024 yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (6/10/2024).
Menurut Dharma, untuk mengatasi masalah kemacetan perlu dilakukan perbaikan dalam manajemen pengelolaan transportasi umum di Jakarta.
Kemudian ia juga ingin agar transportasi umum yang ada di Jakarta aman untuk para disabilitas, lansia, ibu hamil, dan anak-anak.
Kendaraan yang dipakai juga harus yang nyaman, termasuk masalah AC hingga bau kendaraan tersebut.
Selanjutnya Dharma juga ingin budaya antri bisa diperkenalkan kepada anak-anak.
"Dengan mengoptimalkan apa yang sudah ada, terutama manajemen, tidak perlu menambah armada. Manajemen diperbaiki dioptimalkan, pastikan setiap trayek itu 10 menit. Kemudian dipastikan keamanan supaya disabilitas, lansia, ibu hamil maupun anak-anak itu mendapatkan treatment yang khusus."
"Demikian juga kendaraannya, kendaraannya nyaman AC nya dingin, baunya tidak pengap, jauhkan dan hindari dari hal-hal tidak baik. Oleh sebab itu juga perlu ditanamkan budaya antri di anak-anak, masukkan di dalam kurikulum. Supaya budaya antri ini ada dalam adab kita," terang Dharma dalam tayangan Live di kanal YouTube KPU Provinsi Jakarta, Minggu (6/10/2024).
Setelah manajemen transportasi umum di Jakarta diperbaiki barulah setelahnya dievaluasi apakah perlu ada penambahan armada atau tidak.
Karena Dharma tidak ingin mengeluarkan anggaran lebih jika masih belum diketahui faktor apa yang harus diperbaiki.
"Baru setelah itu dievaluasi apakah perlu ditambahkan (armada transportasi umum), kalau perlu baru kita tambahkan. Jangan kita mengeluarkan anggaran tetapi sebenarnya kita tidak tahu faktor mana yang kita perbaiki," jelas Dharma.
Baca juga: 6 Poin Visi Misi RK-Suswono di Debat Pilkada Jakarta: Atasi Kesulitan Gen Z, Pelestarian Budaya
Selanjutnya Dharma menilai perlu adanya sentralisasi wilayah di Jakarta.
Dimana disana ada tempat tinggal, pasar, sekolah, sehingga kebutuhan transportasi bisa terkonsolidasi.
Serta diperlukan kantong parkir yang aman, agar para warga Jakarta ini bisa menggunakan transportasi umum dan kendaraan mereka terjamin keamanannya.
"Kemudian kita perlu mengurai kemacetan dengan membuat wilayah yang tersentralisasi. Dimana disitu ada tempat tinggal, ada pasar, ada sekolah, sehingga transportasi ini terkonsolidasi."
"Dibuat minimal 500 meter dari pemukiman ada MRT, LRT Jakarta atau mikro transportasi yang terhubung antara satu dengan yang lain. Kemudian disiapkan kantong parkir yang nyaman dan aman supaya banyak yang naik transportasi umum karena keamanan kendaraannya terjamin," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)