TRIBUNNEWS.COM - Debat perdana Pilkada Indramayu 2024 digelar pada Senin (4/11/2024) kemarin malam di Hotel Holiday Inn, Pasteur, Kota Bandung.
Ada tiga pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati yang berpartisipasi dalam debat tersebut.
Mereka adalah paslon nomor urut 1, Bambang Hermanto-Kasan Basari; paslon nomor urut 2, Lucky Hakim-Syaefudin; dan paslon nomor urut 3 sekaligus petahana, Nina Agustina-Tobroni.
Namun, dalam debat tersebut, rivalitas Lucky Hakim dan Nina Agustina begitu mencolok.
Seperti diketahui, keduanya sempat berduet ketika Nina menjabat sebagai Bupati Indramayu sedangkan Lucky Hakim adalah wakilnya.
Setelah itu, Lucky pun mengundurkan diri dari jabatannya karena menganggap telah memakan gaji buta dan mengklaim tidak pernah dilibatkan oleh Nina.
Lalu rivalitas seperti apa yang dipertontonkan dalam debat perdana tadi malam?
Lucky Hakim Sentil Nina, Sebut Bupati Bukan Raja
Rivalitas Lucky Hakim dan Nina yang pernah berduet sebagai Bupati dan Wakil Bupati Indramayu ini sudah terjadi sejak segmen pertama debat.
Baca juga: Cabup Indramayu Nina Agustina Ngamuk: Saya Anak Dai Bachtiar, Lucky Hakim: Saya Bukan Anak Jenderal
Dikutip dari Tribun Jabar, momen itu terjadi ketika Lucky tengah memaparkan visi-misinya.
Di sela pemaparan itu, dia menyentil Nina dengan mengungkapkan bahwa bupati bukanlah raja yang mesti dilayani rakyatnya.
Lucky menegaskan bupati dan wakilnya harus memposisikan diri sebagai pelayan rakyatnya.
"Bupati bukan raja yang selalu ingin dihormati, dipatuhi, dan dilayani oleh rakyatnya. Bupati dan wakil bupati diberikan fasilitas yang mewah, gaji yang cukup besar dari uang rakyat."
"Karenanya, bupati dan wakil bupati harus memposisikan dirinya sebagai pelayan rakyat," tuturnya.
Lucky juga meminta agar bupati serta wakilnya bersikap ramah dan bertutur kata lembut.
Selanjutnya, dia mengaku sudah mengunjungi 1.700 kelompok di seluruh desa di Kabupaten Indramayu untuk mendengarkan keluhan masyarakat.
Lantas, Lucky membeberkan deretan keluhan dari masyarakat tersebut dari sawa kering, sulitnya perizinan, hingga lambatnya perbaikan jalan.
"Ibu Nina, saya enggak berani menjelekkan ibu. Tapi, selama turun ke masyarakat saya mendengar langsung keluhan masyarakat, seperti sawah kering, sawah yang gagal panen, dangkal muara, sulitnya melaut, sampai sulitnya perizinan, serta lambatnya perbaikan jalan bahkan masalah sampah yang kian menumpuk juga masih banyak yang putus sekolah hingga Indramayu berada di posisi daerah termiskin di Jabar. Ini semua harus dikerjakan segera," katanya.
Lucky lagi-lagi diduga menyentil kepemimpinan Nina dengan menyebut agar masalah-masalah yang terjadi di masyarakat tidak diselesaikan secara solo karier.
Selain itu, dia juga tidak ingin ketika masalah tidak selesai, maka dilakukan dengan cara pemecatan, lapor polisi, hingga mengerahkan guru sebagai alat politik.
"Kami berharap Indramayu berkembang dan maju. Indramayu aman, nyaman, lewat visi kami wong reang," kata Lucky.
Ditanya Paslon 1 soal Hasil Kerja saat Jadi Wabup Indramayu, Lucky Kembali Sentil Nina
Lucky kembali menyentil Nina saat ditanya cabup nomor urut 1, Bambang Hermanto terkait hasil kerjanya saat menjabat sebagai Wakil Bupati (Wabup) mendampingi Nina sebelum berakhir mengundurkan diri.
Dia mengatakan, selama menjabat sebagai Wabup Indramayu, hanya memperoleh tiga kali disposisi dari Nina.
Bahkan, disposisi yang diterima Lucky bisa dikatakan tidak terkait kinerja tetapi hanya bersifat seremonial.
"Tugas pokok dan fungsi seorang wakil menurut amanat UU itu ya membantu bupati bila diberikan disposisi.Tapi, kalau tak mendapatkan (disposisi), maka saya berfungsi dalam pengawasan internal, seperti selalu menghubungi dinas, mengevaluasi dan monitoring dinas yang ada."
"Jadi, intinya tugasnya membantu bupati. Seingat saya ketika menjabat wabup itu tiga kali disposisi, yakni datang ke Bandung bertemu Bupati Bandung, lalu ke Bandung bertemu BP2MI, dan terakhir menjadi pemimpin upacara 17 Agustus 2021," katanya
Minimnya disposisi yang diperoleh itulah yang membuatnya enggan untuk melanjutkan sebagai Wabup Indramayu.
Menurutnya, kondisi semacam itu tidak diinginkannya karena tak ingin pula dianggap memakan gaji buta dari uang rakyat.
"Saya pun sadar keputusan saya (mundur) bisa memberikan konsekuensinya, semisal karier politik yang buruk. Tapi, atas nama masyarakat, saya tak tega keuangan Indramayu menjadi boros karena menggaji buta saya, maka saya mundur," ujarnya.
Lucky Sebut Ada Anak Stunting di Dekat Rumah Nina, Justru Dinilai Serang Personal
Momen ini berawal ketika Nina menanyakan program yang akan dijalankan Lucky di bidang kesehatan di Indramayu jika terpilih.
Nina mengungkapkan saat ini, Indramayu memperoleh penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa 99,9 persen masyarakat terlingkup layanan kesehatan di bawah kepemimpinannya.
Namun, menurut Lucky, capaian tersebut berbanding terbalik dengan temuannya di lapangan.
Dia lantas mencontohkan adanya RSUD di Indramayu yang belum optimal dalam pelayanannya.
Selain itu, ia juga menyoroti adanya rangkap jabatan dari direktur rumah sakit sehingga menciptakan kebingungan dalam mengelola fasilitas kesehatan.
"Pelayanan kesehatan di Indramayu belum maksimal, banyak keluhan dari masyarakat tentang kualitas pelayanan yang seadanya meskipun gratis," kata Lucky.
Kemudian, dia menyoroti adanya warga yang belum memiliki BPJS. Bahkan, Lucky menyebut ada keluarga yang anaknya stunting dan bertempat tinggal tak jauh dari kediaman Nina.
"Saya mendapat amanat dari salah satu warga tidak mendapatkan BPJS mempunyai dua anak yang stunting dan tidak mendapat PKH jaraknya pun hanya lima rumah dari Ibu Nina di Desa Krimun.
Hanya saja, Nina menilai pernyataan Lucky tersebut telah menyerang personalnya dan tidak menjawab pertanyaannya.
"Pertanyaan saya jelas soal program apa yang bisa Bapak berikan untuk menjamin kesehatan masyarakat yang sudah tercover 99,9 persen," tuturnya.
Namun, Lucky membantah pernyataan Nina tersebut. Dia mengungkapkan segala temuannya tersebut berdasarkan fakta di lapangan.
Dia mengkritisi birokrasi yang menurutnya lambat, terutama terkait izin pendirian rumah sakit hingga soal kenaikan tarif PDAM.
"Jujur saja saya tidak mengarah pada serangan personal karena data yang disampaikan secara fakta, kalau program yakni optimalisasi RSUD dan mempermudah izin pendirian rumah sakit karena perizinan sangat sulit di Indramayu," katanya.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jabar dengan judul "Debat Perdana Pilkada Indramayu 2024, Lucky Hakim Langsung Sentil Nina Agustina: Bupati Bukan Raja"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama)
Artikel lain terkait Pilkada Serentak 2024