UU tersebut memberlakukan denda Rp500 juta bagi siapapun yang menolak untuk divaksin.
"Dan untuk perusahaan dendanya bahkan bisa sampai Rp50 miliar, pidana penjara bahkan ada hukuman mati," katanya.
Dharma Sebut Pandemi Jadi Strategi Asing
Tak hanya itu saja, Dharma juga menyebutkan bahwa pandemi bisa menjadi strategi negara asing untuk menguasai kedaulatan suatu bangsa.
Itu berawal dari Dharma yang membahas maraknya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan karena adanya pandemi.
Belum lagi, menurut Dharma, perusahaan pada masa pandemi juga dipaksa membayar denda mencapai Rp50 miliar tadi apabila karyawannya menolak untuk divaksin.
"Bagi yang paham, ini gong kematian bagi keamanan pengusaha Jakarta. Karena memudahkan membuka potensi pemerasan masif bagi para pemilik perusahaan," kata Dharma.
Maka dari itu, Dharma mengaku menolak keras jika ke depan pandemi kembali mewabah di tengah masyarakat.
Menurutnya, pandemi merupakan wujud dari strategi negara asing untuk mengganggu kedaulatan suatu bangsa.
"Tapi terpenting jangan ada pandemi lagi sebagai strategi asing menguasai kedaulatan suatu bangsa tanpa perlu biaya mahal untuk perang, cukup dengan isu kesehatan," katanya.
Alasan Dharma Selalu Bawa Isu Pandemi saat Debat
Sebelumnya, Dharma sempat mengungkapkan alasan mengapa ia selalu mengangkat isu pandemi Covid-19 saat debat Pilkada Jakarta 2024.
Lantaran menurutnya, pandemi Covid-19 merupakan penyebab utama inflasi di suatu negara atau daerah.
"Karena pandemi lah penyebab inflasi, pandemilah penyebab deflasi, sadar enggak? Ketika lagi naik, dia turun tiba-tiba," ucap Dharma di Beach City International Stadium (BCIS), Pademangan, Ancol, Minggu (27/10/2024), dilansir Kompas.com.
Dharma juga menegaskan bahwa jika terpilih menjadi gubernur Jakarta, ia berkomitmen untuk mencegah terjadinya pandemi di masa depan.
"Seharusnya kalau saya jadi gubernur tidak akan ada pandemi. Kalian cari makan dengan enak, tidak ada restoran yang dilarang untuk menerima tamu hanya 50 persen," ujarnya.
"Kalau kita mau jujur, penyebabnya adalah pandemi sudah disuapin, kemudian kita bahas-bahas, untuk kita pikirin selesaikan masalahnya jangan ada pandemi lagi."
(Tribunnews.com/Rifqah/Fahmi Ramadhan) (Kompas.com)