Saat data suara sudah masuk lebih dari 70 persen, lembaga survei sering kali sudah bisa memproyeksikan calon mana yang unggul.
Namun perlu digarisbawahi bahwa hasil quick count ini tidak bisa dijadikan dasar untuk menentukan pemenang pemilu.
Hitung cepat atau quick count ini lazim dilakukan oleh lembaga atau individu yang memiliki kepentingan terhadap proses dan hasil pemilu.
Tujuan dan manfaat dari quick count adalah supaya pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai data pembanding yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kecurangan yang terjadi pada proses tabulasi suara.
Keunggulan Quick Count
Metode quick count diketahui mempunyai memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya andal dalam konteks pemilu.
Pertama, metode quick count sangat cepat dalam memberikan gambaran awal hasil pemilu.
Sehingga hal ini memungkinkan masyarakat dan peserta pemilu mendapatkan informasi tanpa harus menunggu hasil resmi.
Kemudian quick count memiliki tingkat akurasi cukup tinggi.
Bahkan biasanya tingkat kesalahan metode quick count adalah kurang dari 2 persen.
Keunggulan berikutnya adalah quick count menjadi alat transparansi yang efektif untuk memantau integritas pemilu.
Ini dikarenakan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil resmi.
Prinsip Dasar Quick Count
Metode quick count ini didasarkan pada statistik inferensial, di mana data dari sampel digunakan untuk memperkirakan hasil keseluruhan populasi.
Sementara dalam ranah pemilu, populasi yang dimaksud adalah seluruh TPS yang tersebar di suatu wilayah.
Sampel dipilih secara acak berdasarkan prinsip representasi, seperti distribusi geografis, jumlah pemilih, dan karakteristik pemilih. Dengan memilih sampel yang tepat, hasil dari TPS yang terpilih bisa mencerminkan hasil total pemilu secara akurat.
(TRIBUNNEWS.COM/Ika Wahyuningsih)