Saat itu sedang istirahat dan semua siswa sepakat diam di kelas. "Awalnya kami meminta bantuan Yandi menbawa buku di kantor sekolah," ujarnya.
Saat Yandi keluar, dua siswa kemudian mendampingi di kiri kanan Yandi, masuk kembali ke kelas.
Saat pintu dibuka dan Yandi masuk, serentak semua siswa bersorak sambil mengucapkan selamat ulang tahun.
"Sebenarnya ulang tahun Yandi sudah terlewat. Kami hanya seru-seruan saja agar suasana pemberian sepatu lebih meriah," kata Rafi.
Yandi yang terbengong-bengong kemudian diberi kado oleh Rafi dan teman-temannya menyuruh Yandi segera membukanya.
"Saya lihat Yandi terkejut dan gembira. Matanya berkaca-kaca. Kami semua bersorak dan larut dalam suasana haru dan bahagia," ujar Rafi.
Setelah suasana mulai agak tenang, Yandi mengucapkan terima kasih dan mendoakan teman-teman sekelasnya menjadi orang sukses semua.
Momen terakhir pemberian sepatu baru ini, tambah Rafi, diakhiri dengan salaman dan saling berangkulan.
"Mudah-mudahan sepatu baru ini kuat sampai kami lulus," kata Rafi.
Yandi, siswa yang menerima kejutan dari teman-teman sekelasnya, tak menyangka akan menghadapi momen mengharukan ini.
Yandi mengakui selama ini ia memang memakai sepatu yang sudah bolong-bolong. Sepatu kanan dan kiri sama-sama jebol di bagian pinggirnya.
"Saya sudah memakai sepatu ini sejak masuk sekolah. Kemudian sobek di bagian pinggirnya dan bolong-bolong," ujar Yandi, yang ayahnya penjual bakso.
Ia mengaku sebenarnya agak malu juga harus memakai sepatu bolong.
Namun, karena lebih mementingkan sekolah, ia nekat terus memakainya.