TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA- Para calon wali kota dan wakil wali kota Tasikmalaya terbata-bata saat menjawab pertanyaan panelis saat Debat publik Pilkada Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (11/2/2024).
Debat publik yang berlangsung di Hotel Metro, Kota Tasikmalaya itu berlangsung dengan suasana memanas saat para pendukung kelima pasangan calon saling teriak memberikan dukungan.
Meskipun suasana semakin memanas, kelima pasangan calon tetap fokus menjawab pertanyaan secara bergantian.
Baca juga: Sekretaris DPD Partai NasDem Cilegon Meninggal Saat Hadiri Debat Pilkada Kota Cilegon
"Ini memasuki pertanyaan dari para panelis dengan waktu menjawab 2 menit tiap pasangan calon," ujar moderator saat acara berlangsung.
Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa para pendukung sangat antusias menunggu sesi debat langsung, di mana calon-calon akan saling menanggapi.
"Ini ramai begini, kayaknya nanti saat debat saling sanggah akan saling teriak terus. Sudah panas ini," kata salah satu pendukung pasangan calon.
Kondisi saling teriak di antara pendukung membuat moderator acara beberapa kali meminta peserta untuk tenang dan tidak berteriak.
Namun, teriakan dan dukungan dengan nada tinggi terus berlangsung setiap kali calon jagoan mereka berbicara.
Tema debat tentang kesejahteraan
KPU membatasi jumlah pendukung tiap paslon sebanyak 30 orang, disesuaikan dengan jumlah calon yang ada, yaitu lima pasangan.
Kepala Divisi SDM dan Sosdiklih Parmas KPU Kota Tasikmalaya, Leisa Dera, mengatakan bahwa para panelis debat publik pertama berasal dari akademisi Tasikmalaya dan luar daerah.
"Tema debat kesatu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah melalui pembangunan berkelanjutan oleh 5 panelis," kata Leisa di kantornya, Sabtu pagi.
Baca juga: Saat Bobby Nasution Sungkem ke Edy Rahmayadi usai Debat Pilgub Sumut
Leisa menambahkan bahwa jadwal debat publik Pilkada Kota Tasikmalaya akan dilaksanakan dua kali, yakni pada tanggal 2 dan 14 November 2024.
Dalam debat pertama, pembahasan mengusung tema kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah melalui pembangunan berkelanjutan.
"Tema tersebut diambil dari isu-isu atau kondisi yang ada di Kota Tasikmalaya. Ini momentum masyarakat untuk lebih mengetahui tentang visi-misi paslon yang akhirnya nanti menjadi pertimbangan untuk memilih pemimpin," ujar dia.