News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Bersahaja

Julkisno Kaisupy dari Seram Barat Merantau ke Ambon Ingin Ubah Masa Depan

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inspektur Satu Julkisno Kaisupy dijuluki 'Kapolsel Humanis karena kepribadiannya yang hangat terhadap masyarakat tempat ia ditugaskan sebagai Kapolsek.

TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Julkisno Kaisupy muda memutuskan merantau ke Ambon dari Negeri Iha, Kecamatan Huamaul, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Ia yang ditinggalkan sang ayah sejak bangku kelas satu SD, bertekad ingin mengubah nasib dan memperbaiki hidup diri dan keluarganya di kampung.

Kini, Julkisno Kaisupy telah berpangkat Inspektur Satu (Iptu), dan kemungkinan besar pangkatnya akan segera naik setelah menduduki jabatan Kapolsek Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Maluku.  

Julkisno dikenal sosok yang hangat terhadap masyarakat di mana pun ia bertugas sebagai anggota Polri.

Untuk keramahannya membuat Julkisno Kaisupy dijuluki ‘Kapolsek Humanis’. Ia pernah menjabat Kapolsek Teluk Elpaputih hingga Pulau Haruku.

Selalu menjunjung tinggi kepentingan bersama, Julkisno kerap muncul di tengah masyarakat yang bertikai sekalipun.

Kehadirannya selalu diperhitungkan, tak ayal sosoknya dicintai masyarakat setempat.

Masyarakat sipil pun tak sungkan ketika bertukar cerita, diskusi bersama sosok satu ini.

Tapi ada jalan panjang berliku yang dilalui Julkisno sebelum ada di titik sekarang ini.

Berasal dari keluarga sederhana, Julkisno sejak kecil enggan berkecil hati membangun masa depannya.

Ia lahir dan besar di Negeri Iha, Kecamatan Huamaul, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, hingga memilih merantau ke Ambon guna bertarung dan mengubah jalan hidup.

Sejak kecil, Julkisno menjalani kehidupan yang epik bersama 7 saudara lainnya.

Lahir sebagai anak bungsu dari ayah sang petani dan seorang ibu yang berprofesi sebagai `Mama Biam` atau bidan tradisional yang membantu proses persalinan.

Tak seperti keberuntungan orang lain, Julkisno tidak merasakan belas kasih sang ibu sejak berada di bangku kelas satu SD.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini