TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi soal elektabilitasnya yang turun di simulasi tiga nama Calon Presiden (Capres) versi Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Meski begitu, Ganjar menanggapinya dengan santai.
Menurut Ganjar Pranowo, naik-turunnya hasil survei elektabilitas adalah hal biasa.
Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo sesaat setelah melaksanakan salat Magrib di salah satu Masjid di Solo, Jawa Tengah, Minggu (9/4/2023) malam.
"Biasa saja, ya nggak papa, (perhitungan elektabilitas) naik turun (itu hal yang) biasa saja," kata Ganjar Pranowo dikutip dari tayangan Kompas Tv.
Baca juga: Survei LSI Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegakan Hukum: Kejagung Stagnan, Kepolisian Turun
Sebagaimana diketahui, jika Pemilu dilaksanakan sekarang pada April 2023, dari simulai 19 nama, Ganjar masih paling banyak dipilih.
Namun elektabilitasnya anjlok menjadi 19,8 persen.
Padahal pada simulasi periode Maret 2023 sebelumnya, elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 27,1 persen.
Sementara itu, simulasi Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra saat ini menguat, yakni 17,9 persen menjadi 19,3 persen.
Baca juga: Hasil Survei LSI Terbaru, Prabowo Subianto Unggul dari Ganjar dan Anies
Diposisi ketiga, Anies Baswedan elektabilitasnya 18,4 persen.
Mesti tidak begitu menunjukan perubahan, namun telah terjadi kenaikan dari sebelumnya 17,2 persen.
Nama-nama capres lain yang elektabilitasnya di bawah 10 persen di antaranya, Ridwan Kamil 5.8 persen, Sandiaga Uno 2,9 persen, Erick Thohir 2,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebanyak 2,0 persen.
Disusul Puan Maharani sebanyak 1,4 dan Airlangga Hartarto sebanyak 0,9 persen.
Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas Prabowo Peringkat Pertama, Simulasi Tiga Capres hingga Tembus 30 Persen
Namun jika melihat hasil simulasi 3 nama Calon Presiden, tampak terjadi pergeseran yang sangat besar.