TRIBUNNEWS.COM, KOTA SERANG - Curug Ciporolak menjadi satu di antara spot wisata alam unggulan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Air terjun atau Curug Ciporolak terletak di RT 01/04 Kampung Lebak Picung, Kelurahan Hegar Manah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak.
Curug yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih berada di kawasan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Di sekitar air terjun terdapat bebatuan tua secara geologis. Akses menuju air terjun pun jalannya terbilang licin.
Diperlukan waktu sekitar satu jam lamanya jalan kaki dari Kampung Lebak Picung. Pengunjung bisa menitipkan kendaraannya di rumah warga.
Tidak ada tiket masuk untuk menikmati air terjun ini. Untuk menuju ke Curug Ciporolak, pengunjung harus melalui jalan setapak yang cukup menantang.
Seperti melewati sawah, menelusuri sungai dan hutan. Namun, rasa lelah akan terbayar dengan suguhan pemandangan rindangnya pepohonan dan hamparan rempah lengkuas.
Saat tiba di lokasi, terlihat tulisan "Selamat Datang di Wisata Alam Ciporolak".
Suara deburan air terjun yang jatuh dari atas ketinggian terdengar jelas.
Bagi yang ingin berwisata ke Curug Ciporolak, usahakan mengajak teman atau warga sekitar untuk mengantar ke lokasi agar tidak tersesat.
Bawa pula perbekalan makan dan minum yang cukup karena saat di lokasi tidak ada seorang pun warga yang menjual makanan.
Saat perjalanan pulang tidak akan terasa lelah karena treknya menurun.
Berbeda saat akan menuju lokasi dengan trek menanjak.
Untuk berganti pakaian, pengunjung bisa menumpang di rumah warga di sekitar lokasi.
Mereka sangat ramah dan menawarkan sendiri pada setiap pengunjung.
Provinsi Banten juga punya destinasi lain buat jalan-jalan menghirup hawa segar.
Desa Wisata Cikolelet di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang menyuguhkan udara yang sejuk dan pemandangan yang indah.
Jalan menuju lokasi Desa Wisata Cikolelet sudah beraspal dan terdapat tanaman bunga serta pepohonan rindang di sepanjang jalan.
Terdapat papa informasi yang berisikan mengenai denah wisata yang ada di lokasi tersebut.
Tepat di pertengahan desa terdapat tulisan Desa Wisata Cikolelet yang dibuat seperti di atas kayu dan terdapat kursi di depannya.
Di seberang jalan nampak disediakan sebuah perpustakaan dan saung untuk membaca atau pun berdiskusi.
Bahkan tidak hanya itu, pembuatan kerajinan tangan seperti pot bunga yang terbuat dari batang pohon pun tampak diletakkan berjejer untuk ditawarkan kepada wisatawan.
Untuk tradisi budaya pun masih kental ada di Desa Cikolelet tersebut mulai dari gurah danau, ngirim pengantin, dan membaca.
Pihak pengelola juga membuat budidaya mulai dari jamur tiram, kelompok susu kambing etawa, kopi robusta, emping, dan dendeng ikan juga ada di sana.
Untuk tempat wisata alam, pengunjung bisa menikmati berbagai lokasi menarik mulai dari Curug Lawang, puncak pilar, jalur lintas alam, dan bukit Cibaja.
Ketua Pengelola Desa Wisata Cikolelet Ojat Darojat mengatakan bahwa Desa Cikolelet mulai dikembangkan sejak 2015.
"Awalnya hanya ada Curug Lawang sekitar 2012, namun memang kurang tereskpos dari situlah mulai mencoba dikembangkan kembali hingga menjadi seperti saat ini," kata Ojat.
Namun, kata dia, untuk potensi dari masyarakat sendiri memang sudah mulai terlihat mulai dari budidaya ikan lele, ekrab, serta kopi robusta yang menjadi ciri khas dari kopi Cikolelet.(Tribunnews.com/TribunBanten)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Jelajahi pesona curug ciporolak di balik rimbunnya hutan gunung salak