News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Festival Benih Leluhur di Adonara Barat, Sorgum Diolah Jadi Kue Tart

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mendapat pelatihan mengolah bahan pangan lokal terutama Sorgum, menjadi aneka jenis makanan dari biskuit hingga kue tart. Kegiatan dilakukan dalam rangka Festival Benih Leluhur di Adonara Barat, Flores, NTT.

TRIBUNNEWS.COM, ADONARA BARAT – Yayasan Pengembangan Sosial Ekonomi (Yaspensel) turut memberikan pelatihan pemanfaatan bahan pangan lokal dalam Festival Benih Leluhur.

Kegiatan digelar di Dapur Mama Waiotan, Desa Pajinian, Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 20 Juni 2023.

Satu di antara bahan pangan lokal yang diolah adalah Sorgum. Pelatihan diberikan staf Yaspensel, Elsa Mukin (25).

Pelatihan itu digelar guna mendukung ketahanan pangan dan mengolah pangan lokal menjadi lebih bermanfaat dan bergizi.

Tanaman Sorgum yang mudah dibudidayakan tapi tidak populer sebagai tanaman alternatif selain beras, gandum dan jagung.

Elsa Mukin menjelaskan pembuatan kue tar lumrah dilakukan setiap orang dan sudah sering diketahui.

Namun pembuatan kue tar berbahan Sorgum jarang karena banyak orang yang belum mengetahuinya.

Padahal potensi sorgum lumayan banyak dan menjanjikan di NTT. Elsa mengarahkan agar peserta mengikuti tahapan-tahapannya agar bisa membuat kue tar berbahan tepung sorgum.

Untuk menghasilkan kue tar tidak hanya membutuhkan tepung sorgum tapi harus dicampur lagi dengan tepung jagung.

Dua bahan dasar ini merupakan bahan pangan lokal yang sangat banyak tersedia di daerah kita.

"Kita tambahkan gula, kita pakai gula pas pas saja jangan terlalu manis. Jadi kita ikuti selera kita masing-masing, tepung sorgum dicampur dengan tepung jagung," ujar Elsa.

Kue berbahan Sorgum karya warga di Festival Benih Leluhur di Adonara Barat, Pulau Adonara Flores, NTT.

Peserta Senang

Peserta pelatihan, Yoanga Tukan (60) mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut. Ia mengatakan dirinya terlibat dari hari pertama.

"Saya senang. Kami bisa mengetahui bagaimana mengolah bahan pangan lokal seperti tar dari sorgum, olahan mente jadi sirup, nenas, pisang, ubi, sorgum dengan merungge, " ujar Yoanga.

Ia mengaku pulang ke rumah nanti bisa mempraktekan itu. Memanfaatkan pangan lokal yang ada sehingga mengeluarkan uang lagi untuk membeli bahan-bahan dari luar.

Wilibrorda Sawun (59), guru SDI Kenari Blolong, mengaku bangga dan senang bisa ikut dalam festival benih leluhur itu.

"Saya senang bisa ikut festival benih leluhur, dari sini kami tahu sejarah benih seperti sejarah padi dan jagung," ujarnya.

Ia mengaku ilmu yang diperoleh akan dipraktekan dirumah yaitu membuat kue tar berbahan Sorgum.

Festival Benih Leluhur

Ketua Perhimpunan Petani Sorgum (P2SKP) Nusa Tenggara Timur (NTT), Maria Loreta menyebutkan peran orang muda sangat strategis dalam upaya penyelamatan benih leluhur dan aksi kampanye merawat lingkungan alam.

Benih yang diwariskan para leluhur umumnya selalu tahan terhadap dampak perubahan iklim dan selalu mempunyai nilai gizi yang bagus.

"Orang muda adalah pewaris untuk menjaga dan melestarikan warisan benih leluhur sekaligus melakukan perannya ikut menjaga dan mengampanyekan aksi penyelamatan terhadap lingkungan alam,” ujar Maria saat acara pembukaan Festival Benih Leluhur, Senin, 18 Juni 2023.

Ia menyebutkan pelaksanaan festival ini berkat dukungan dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI dan sejumlah anak muda penggerak lokal yang tergabung dalam Koalisi Pangan Baik.

"Kepercayaan langsung dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbud dan kehadiran orang-orang muda untuk pelaksanaan Festival Benih Leluhur sungguh sebuah sangat berarti bagi Yayasan Pembangunan Ekonomi Sosial (Yaspensel) dan Yayasan Agro Sorgum Flores,"ujar dia.

Sjamsul Hadi, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat menjelaskan, pelaksanaan Festival Benih Leluhur adalah kesempatan untuk melihat kembali sejumlah warisan leluhur yang sudah selayaknya terus dijaga kelestariannya.

"Situasi global hari ini adalah adanya krisis pangan karena kondisi alam yang tak menentu. Oleh karena itu warisan benih leluhur wajib untuk dilestarikan,"ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian kabupaten Flores Timur, Petrus Petara Aran yang mewakili Penjabat Bupati Flores Timur mengapresiasi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud yang berkenan bekerjasama dalam pelaksanaan Festival Benih Leluhur.

Ia pun meminta agar pelaksanaan kegiatan seperti ini terus berlanjut sehingga terciptalah ketahanan pangan yang menyejahterakan dan memberikan nilai gizi kepada warga yang mengonsumsi pangan lokal.(Tribunnews.com/TribunFlores/Gordy Donovan)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;

Baca Selanjutnya: Manfaatkan pangan lokal peserta festival benih leluhur dilatih bikin kue tar dari sorgum

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini