TRIBUNNEWAS.COM, LARANTUKA - Tiga lembaga pendidikan di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT diliburkan pasca terjadi konflik sengketa tapal batas antar Desa Bugalima dan Desa Ilepati.
Tiga sekolah yang diliburkan adalah TK/Paud, SD Inpres Bogalima dan SMP Satap Negeri Bugalima.
Tiga sekolah itu diliburkan sejak hari pertama konflik pada Senin (21/10/2024) lalu.
"Tiga lembaga pendidikan dari tingkat TK/Paud, SD Inpres Bogalima dan SMP Satap Negeri Bugalima ini diliburkan sejak hari kejadian hingga hari ini," kata Kepala Desa Bugalima, Yohanes Polikarpus Baka Tukan, Rabu (23/10/2024).
Baca juga: Update Konflik Tapal Batas di Adonara NTT Tewaskan 2 Orang, Belasan Diamankan, Warga Mengungsi
Pemerintah Desa setempat sudah melakukan komunikasi dengan Pemkab Flores Timur terkait keamanan di Desa Bugalima apabila para siswa diizinkan untuk masuk sekolah.
"Kita sudah bangun komunikasi dengan Pemkab dan pihak keamanan menjamin situasi keamanan di Desa Bugalima, termasuk apabila anak-anak masuk sekolah," jelasnya.
Saat ini para siswa berada bersama orang tua mereka masih mengungsi di rumah penduduk di Desa Wureh.
Berdasarkan hasil rapat bersama pengawas sakolah SD dan SMP di Desa Bugalima, disepakati apabila anak-anak masuk sekolah dalam beberapa hari akan diberikan trauma healing sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
Pasalnya anak-anak itu masih merasa takut dan cemas pasca konflik tersebut.
Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar Inpres Bogalima, Klemens Helan tidak berani mengumpulkan anak didik ke sekolah karena mental anak-anak masih takut dan cemas.
"Sampai dengan hari ini kami belum punya keputusan untuk kegiatan pembelajaran dimulai," jelasnya.
Baca juga: Polisi Tetapkan 14 Warga dan 2 Kades Jadi Tersangka Konflik di Adonara Flores
Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur atau lembaga mana pun untuk bisa memberikan trauma healing untuk anak-anak di Desa Bugalima.
Belasan Warga & 2 Kades Tersangka
Informasi terkini, polisi menetapkan dua kepala desa (Kades) jadi tersangka dalam konflik tapal batas tanah ini.
Mereka adalah Kades Kimakamak, Dominikus Ola Sanga dan Kades Ilepati, Mikhael Sedu.