Korban tewas dalam kondisi terbakar.
Seorang korban tewas lainnya adalah Petrus (22), warga Desa Ile Pati.
Petrus tewas diduga akibat terkena anak panah.
Selain dua korban tewas, konflik sengketa lahan ini juga menyebabkan 51 rumah warga terbakar.
Saat ini petugas masih melakukan pendataan.
"Korban jiwa 2 orang meninggal, 1 orang meninggal dunia dari Bugalima atas nama Simon Sanga Mado (70) dan korban meninggal dari Ile Pati 1 orang umur 22 tahun bernama Petrus diduga kena anak panah," kata Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid saat dihubungi dari Maumere, Senin malam.
Selain itu ada 4 korban tertembak senapan angin yang dirujuk ke RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka.
Keempat korban adalah:
1. Anton Goti Samon (56) warga Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat.
2. Antonius Padua (18), pelajar asal Desa Bugalima.
Dia menderita luka terbuka berbentuk lingkaran diameter 2 cm dan pendarahan tidak aktif di bagian lengan kiri bagian atas.
3. M Simplisius Beda Kleden (37), warga Desa Wureh.
Korban mengalami luka terbuka pada paha kanan atas ukuran kurang lebih 2 cm, pendarahan tidak aktif.
4. Donatus Don Kleke (26 tahun), warga Desa Bogalima.
Mengalami luka tembak bagian belakang pinggang sebelah kiri.
Sumber: (TRIBUNFLORES.COM/Arnold Welianto/Paul Kabelen)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Konflik Tanah di Adonara, Flores Timur, NTT, Ratusan Siswa Tidak Sekolah