TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo temui budayawan sekaligus rohaniwan Romo Franz Magnis Suseno di di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Cempaka Putih, Jakarta, Jumat (24/11/2023) pagi.
Berdasarkan pantauan Tribun Network, Ganjar yang tampak mengenakan batik berwarna putih hitam bercorak Candi Borobudur, tiba di halaman STF Driyarkara Jakarta sekira pukul 08.28 WIB.
Ganjar terlihat disambut langsung oleh salah seorang perwakilan STF Driyarkara. Dia kemudian dipersilakan menuju ruang Romo Magnis di Gedung Program PascaSarjana.
Baca juga: 3 Pasang Peserta Pilpres Jadi Anggota Kehormatan Muhammadiyah, Ini Paparan Anies, Prabowo dan Ganjar
Selanjutnya, pertemuan antara Ganjar dan Romo Magnis berlangsung secara tertutup.
Usai pertemuan selama kurang lebih satu jam 10 menit, Ganjar dan Romo Magnis pun turun untuk menemui awak media yang telah menunggu. Romo Magnis terlihat mengenakan pakaian batik berwarna coklat.
Keduanya pun memilih duduk santai di halaman taman STF Driyarkara sambil meladeni sesi wawancara dengan awak media.
Awalnya, Ganjar mengungkapkan soal kunjungannya bertemu dengan Romo Magnis.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengaku banyak berdiskusi soal bangsa dan politik terkini. Bahkan, Romo Magnis memberikan hadiah dua buah buku kepada Ganjar.
“Saya hari ini sowan ke romo magnis dan tadi diskusi kecil ya, selalu menarik beliau, krn selalu bicara ini, ini menarik ini,” ucap Ganjar sambil menunjukan buku ‘Etika Politik’.
“Saya dikasih buku, makasih ya romo,” sambung Ganjar.
Ganjar mengatakan, bahwa buku tersebut sangat melegenda. Sebab, hampir semua orang membaca buku Etika politik.
Baca juga: KPU Dinilai Wajar Ikuti Putusan MK dan Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Paslon Pilpres
Diketahui, buku ‘Etika Politik, Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern’ ini merupakan buku karya Romo Magnis.
Dia juga mengaku mendapat satu buku lagi, berjudul ‘Iman Dalam Tantangan, Apakah Kita Masih Bisa Percaya Pada Yang Disebrang’ karya Romo Magnis.
“Kalimatnya pendek-pendek, menurut romo boleh dibaca 1 dan 2 karena itu cukup bisa membekali dan saya senang mendapatkan cerita-cerita baik, cerita etik, cerita moral dalam berbangsa, bernegara, bermasyarakat,” ungkap Ganjar.