Ganjar juga menepis jika pertemuannya dengan Romo Magnis untuk meminta dukungan di Pilpres 2024, mendatang.
Dia menyebut, Romo Magnis sebagai seorang intelektual dan tokoh agama yang memiliki sikap pribadi dan tak boleh berpihak.
Sehingga, pertemuannya hanya sebatas berdiskusi dan bersilahturahmi.
“Diskusi biasa, beliau sebagai intelektual sebagai tokoh agama tentu, beliau punya sikap pribadi, tapi tidak boleh berpihak secara terbuka, karena itu menunjukan beliau juga secara institusinya netral, begitu ya,” kata Ganjar.
“Sehingga saya sangat hormat, ini seorang orang yang lebih muda datang kepada orang yg lebih tua,” ungkap dia.
Dalam momen itu, Ganjar juga melempar candaan. Di mana, dia dan Romo Magnis memiliki kemiripan. Yakni, sama-sama memiliki rambut putih.
“Meskipun rambutnya sama (dengan saya),” ucap Ganjar.
Mendengar itu, Romo Magnis dan Ganjar saling melempar tawa dan canda.
Lebih lanjut, dia menyebut bahwa sikap Kenegarawanan itu penting dalam membangun bangsa ke depan.
Apalagi, Ganjar mengaku mendapat cerita langsung dari Romo Magnis soal nasib rakyat kecil yang harus bergantung kepada siapa saat ini.
“Teori representasi tadi beliau ceritakan bahwa banyak orang kecil sekarang agak sulit, siapa wakil saya yang harus bisa menyuarakan suara saya? Itu sebenernya mencolek hati para politisi, kita-kita yang kemudian duduk dalam jabatan publik umtuk lebih perhatian pada mereka,” ujarnya.
“Beliau cerita soal kemiskinan, soal akses-akses kemudahan menuju kesejahteraan ya, dan itu yang beliau ceritakan,” jelas Ganjar.
Sementara itu, Romo Magnis mengatakan bahwa pertemuannya dengan Ganjar membicarakan bahwa Indonesia itu masih tetap mempunyai masa depan yang cerah.
Tetapi menurutnya, semua pihak harus mengatasi masalah-masalah yang sekarang dirasakan, seperti korupsi hingga masalah kemerosotan etika demokrasi.