News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Foke dan Nara

Cegah Banjir di Jakarta, Rumah Pompa Pluit Direkonstruksi

Editor: Yulis Sulistyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Fauzi Bowo dan Menteri PU Saat melakukan peresmian waduk Pluit

TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta terus berupaya keras melakukan penanganan banjir secara menyeluruh. Untuk mengurangi banjir di ibu kota, khususnya di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan Pemerintah Jepang merekonstruksi Rumah Pompa Pluit sisi timur, Penjaringan, Jakarta Utara.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan, meski saat ini pihaknya telah berhasil mengatasi banjir, namun masih dibutuhkan kerjasama yang baik dan menyeluruh agar penanganannya lebih baik lagi di masa yang akan datang.

"Proyek ini diperuntukan bagi pencegahan banjir di DKI Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara," ujar Fauzi saat menyambangi proyek rekonstruksi Rumah Pompa Pluit sisi timur, Penjaringan, Selasa (19/6).

Diungkapkan Fauzi, pihaknya telah melaksanakan hal yang menjadi kewajiban pemerintah untuk mendukung berlangsungnya proyek rekonstruksi rumah pompa tersebut. Diantaranya, menyosialisasikan kepada warga sekitar, memperbaiki akses jalan menuju rumah pompa, memindahkan gardu listrik membangun rumah pompa di Kaliduri serta menambah electrical power hingga 4.000 KVA untuk pompa yang baru.

Pada kesempatan itu, Fauzi pun mengucapkan rasa terima kasih kepada Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Jepang serta instansi terkait lainnya yang telah memberikan eksistensi dan dukungannya atas terlaksananya penanganan banjir yang lebih baik di Jakarta.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto menambahkan sebagai ibu kota, pusat perekonomian, pemerintahan maupun perdagangan, sudah semestinya Jakarta mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah pusat. "Jakarta merupakan bagian hilir dari 13 sungai sehingga rentan terhadap banjir," kata Djoko.

Stasiun Rumah Pompa Pluit ini, dikatakan Djoko, salah satu implementasi penanganan banjir yang sudah dilakukan sejak tahun 1973 oleh pemerintah pusat. Dengan kondisi Jakarta yang 40 persen wilayahnya di bawah permukaan air laut, maka keberadaan polder, reservoir, dan pompa diharapkan dapat melayani drainase di wilayah Jakarta dengan efektif.

Dengan luas jangkauan area 34 kilometer persegi, stasiun pompa ini dapat melindungi sebagian besar wilayah Jakarta dari risiko banjir. "Proyek rehabilitasi pompa pluit ini memang salah satu upaya untuk mengurangi risiko banjir di Jakarta. Sebab, pengelolaan air di kawasan ibukota tidak bisa dipisahkan dengan kawasan di hulunya," ungkapnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Pitoyo Subandrio mengungkapkan, infrastruktur ini adalah salah satu yang terpenting bagi Jakarta. Dengan coverage area rumah pompa hingga mencapai 2.000 hektar tentu dapat melindungi banyak fasilitas penting negara yang ada di Jakarta.

Adapun tujuan proyek ini, merekonstruksi stasiun pompa sisi timur dan menggantinya dengan pompa yang baru, sehingga pompa sisi timur dapat kembali berfungsi, dan kapasitas pompa pluit secara keseluruhan dapat terpenuhi. "Selain rekonstruksi stasiun pompa di sisi timur, terdapat pemasangan 3 pompa baru dengan kapasitas 5 meter kubik lengkap dengan fasilitas pendukungnya, serta pembangunan tanggul laut sepanjang 180 meter," ucapnya.

Proyek tersebut dibiayai hibah pemerintah Jepang dengan nilai kontrak untuk pekerjaan konstruksi adalah 1,437 miliar yen atau Rp 175 miliar. Sedangkan, pekerjaan konsultasi nilainya mencapai 92,5 juta yen atau setara Rp 12 miliar yang dilaksanakan oleh Yachiyo Engineering. "Proyek ini dikerjakan dari 7 maret 2012 hingga 31 april 2013," tandasnya. (beritajakarta/Adv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini