"Kalau mau jujur, tidak ada tempat seleksi yang bagus. Ormas, kementerian, komisi, partai apalagi. Di luar negeri pun begitu, untuk menyeleksi calon pemimpin nasional banyak yang mantan gubernur ibukota negara atau metropolitan," kata peneliti dari Cirrus Surveyor Group, Andrinof Chaniago di Jakarta, Selasa (19/6/2012).
Andrinof mengatakan seharusnya pemimpin Jakarta sebagai orang terbaik level kedua karena menjadi tempat seleksi pemimpin nasional. Melihat hal tersebut, tidak menutup peluang jika calon gubernur yang bertarung di Pilkada DKI Jakarta berasal dari gubernur provinsi lain atau walikota yang sukses di daerahnya.
"Jangan lakukan stigmasisasi jika calon yang berasal dari kepala daerah lain sebagai seseorang yang haus kekuasaan. Kalau dikorek kita tidak konsisten, karena akan banyak gubernur yang kita persoalkan. Banyak walikota yang meninggalkan jabatannya untuk jadi gubernur, dan gubernur untuk jadi menteri," katanya.
Pengamat politik dari UI itu mengatakan setiap pihak harus lebih fair dalam menilai calon Gubernur DKI Jakarta dengan melihat kepentingan nasional yang lebih besar.
"Mau dia Walikota Jayapura, Gubernur Maluku Utara, lihat kepentingan yg lebih besar dan fair. Dalam konteks itulah saya mendukung Alex dan Jokowi," ujarnya.