TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum meninggalkan Balai Kota saat rapat soal proyek Mass Rapid Transit, gubernur DKI Jakarta Jokowi menuturkan ia meninggalkan rapat karena ingin menjernihkan pikiran lebih dulu.
Mantan walikota Solo ini mengatakan ia menerima masukan dari warga Fatmawati, jika MRT dibangun diatas tanah maka akan menimbulkan kebisingan bagi warga yang tinggal didaerah tersebut.
"Kalau dihitung dari sisi lingkungan, kebisingan, ya mestinya yang bener bawah tanah. Kalau atas tanah, Monorail saja. Saya mau jernihkan pikiran dulu biar enggak pening. Lihat kaya gitu (rapat MRT), bukannya jernih malah pening," ungkap Jokowi, Rabu (28/11/2012).
Jokowi menuturkan proyek seperti MRT harus dipikirkan untuk jangka panjang. Tidak sebatas 20-30 tahun kedepan, namun sampai 50-100 tahun kedepan. Menurutnya pemanfaatan bawah tanah harus dioptimalkan karena memang diperlukan.
"Memaksimalkan pemanfaatan bawah tanah. Parkir bawah tanah, kereta bawah tanah, pusat grosir bawah tanah. Ya itu butuh waktu (untuk kajian). Daripada cepat-cepat tapi keliru," tuturnya.
"Ini saya mau ke Cilincing, ada warga yang mencegat di jalan tol. Lapangan yang harus dilihat banyak sekali, sampai terlambat," tambahnya.
Klik: