TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sigit Indra Tanaya (44) pemutilasi ibu kandungnya sendiri, RA Sujathun Siti Amini (80) yang menjalani observasi kejiwaan di RS Polri Sukanto, Kramatjati, dinyatakan mengalami gangguan jiwa.
Pihak Rumah Sakit Polri, Sukanto, Kramat Jati telah mengeluarkan hasil observasi Sigit.
Hasilnya menyimpulkan Sigit mengalami gangguan jiwa di mana tingkat emosional dirinya tidak bisa dikontrol dengan baik.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar, Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/7/2013).
"Pemeriksaan berdasarkan hasil visum atau observasi dokter tentang kesehatan jiwanya," kata Rikwanto.
Menurut Rikwanto dengan dinyatakannya Sigit mengalami gangguan jiwa, tidak serta merta menutup penyelidikan terhadap penyebab kematian Siti Amini.
"Tetap di dalami dulu, untuk menguak apa yang terjadi sebenarnya. Walaupun Sigit sesuai UU tidak bisa diproses hukum," kata Rikwanto.
Rikwanto menuturkan, penyebab kematian korban yang didalami yaknh apakah korban dibunuh terlebih dulu baru dimutilasi oleh Sigit atau sebaliknya.
Saat ditanya apakah Sigit akan dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa, Rikwanto mengatakan nanti akan berkoordinasi dahulu dengan keluarganya.
Seperti diketahui Sigit mengaku memutilasi ibunya di rumahnya di Jalan Danau Mahalona, E II No 78, RT18/04, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Menurut Sigit ia memutilasi ibunya setelah ibunya meninggal terjatuh di kamat mandi rumahnya.
Karena tidak ada yang mengurus Sigit mengaku mendiamkannya dan memutilasi ibunya saat jenasah sudah mulai busuk.
Pada Sabtu (13/7) pukul 22.30, kakak Sigit yang lama tidak pulang dan bekerja di luar kota, Bambang Yudha Kusuma (54), pulang ke rumah. Bambang terkejut melihat deretan tulang belulang yang tersusun rapih berdampingan dengan sebilah golok di lantai dapur di rumahnya.
Ia juga mendapati sebuah baskom berisi tengkorak manusia di atas bufet di depan kamar tidur. Bukan hanya itu, di dalam kamar mandi juga ditemukan kerangka manusia yang masih berbalut daging serta organ manusia yang sudah membusuk.
Bambang lalu bertanya kepada Sigit mengenai temuannya itu. Dengan enteng, Sigit mengatakan bahwa tulang belulang itu adalah jenasah ibu mereka yang sudah meninggal. Pria yang disebut memiliki gangguan kejiwaan itu malah santai melenggang untuk rebahan di bangku taman komplek.(bum)