TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tofik menuturkan keluarga besar, kerabat dan rekan Tito Refra Kei, menjamin tidak akan ada hukum rimba atau balas dendam dengan cara mereka sendiri kepada pelaku penembakan Tito, dalam penyelesaian kasus ini.
Menurut Tofik, keluarga sangat berharap polisi secepatnya mengungkap kasus ini dan pelaku diproses secara hukum yang ada. "Kami jamin tidak ada keinginan kami menyelesaikannya seperti itu (hukum rimba-Red) atau dengan cara kami sendiri. Kami masih percaya pada polisi bahwa mereka mampu mengungkapnya," kata Tofik.
Tofik mengatakan pihak keluarga dan kerabat sudah sepakat menyerahkan kasus ini ke polisi dan memberikan informasi apapun ke polisi untuk membantu mengungkap kasus ini.
Istri Tito, Elisabeth Marline Sitaneley, mengatakan hal yang sama. "Kalau mau seperti itu (penyelesaian hukum rimba-Red), gak mungkin kami datang ke sini," kata Elisabeth.
Elisabet berharap yang terbaik dalam penyelesaian kasus ini. "Saya mau memberikan yang terbaik. Sebab suami saya ini orang baik," kata Elisabeth.
Menurutnya, sebelum suaminya tewas ditembak tidak ada masalah apapun terhadap suaminya itu dengan orang lain. "Setahu saya tidak ada masalah. Kalaupun ada masalah itu urusan laki-laki dan saya tidak tahu. Lebih baik begitu kan," kata Elisabeth.
Dua bulan setelah tewasnya Tito, Elisabeth mengaku masih sangat merasa kehilangan suaminya itu. Selain dirinya, hal yang paling berat, kata Elisabeth, juga dirasakan anak-anak mereka. "Suami saya sangat dekat dengan keluarga terlebih sama anak-anak. Karena mereka masih kecil, jadi sangat kehilangan ayahnya," kata Elisabet.
Walau sangat kehilangan dan merubah hidupnya, Elisabet mengaku mencoba tetap kuat. (Bidu Sam Law Malau)