Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mengungkap siapa sosok Holly Angela Hayu Winanti (37), polisi berencana akan memeriksa keluarga Holly terutama adik kandung Holly.
Dari keterangan adik Holly ini diharapkan dapat mengungkap misteri pembunuhan terhadap Holly serta tewasnya Mr X. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menuturkan saat ini keluarga Holly masih dalam keadaan berkabung dan sibuk mengurusi pemakaman Holly di Salatiga, Jawa Tengah.
"Setelah ini kami akan mintai keterangan keluarga, terutama adik kandung Holly," kata Rikwanto.
Kapan pemeriksaan akan dilakukan, menurut Rikwanto, akan diupayakan secepatnya namun menunggu keluarga atau adik kandung Holly mengurusi pemakaman Holly di Salatiga.
Dari keterangan adik kandung Holly, kata Rikwanto, pihaknya berharap siapa sosok Holly terungkap, juga identitas Mr X, pria yang diduga bunuh diri dengan melompat dari kamar apartemen Holly.
Dari sana diharapkan juga diketahui titik terang kasus pembunuhan ini, serta apa hubungan Holly dengan Mr X. Mr X diduga sebagai pelaku penganiayaan pada Holly hingga tewas. Diduga, usai menghabisi Holly menggunakan benda tumpul, Mr X bunuh diri dengan melompat dari balkon kamar apartemen Holly di lantai.
"Kami duga kuat, Mr X ini pelaku penganiayaan Holly hingga tewas, sebelum akhirnya di melompat dari kamar apartemen lantai 9. Namun ini masih kami dalami dan selidiki kepastiannya," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (2/9/2013).
Sampai saat ini, kata Rikwanto, identitas Mr belum dapat diketahui. Jenasahnya masih berada di RSCM dan sudah diotopsi. Rikwanto menuturkan pihaknya sudah memeriksa 6 orang saksi dalam kasus ini.
Mereka adalah 3 rekan Holly yakni Umar Hasan, Inal dan Sulaiman, lalu seorang sekuriti atas nama Abdul Rojak, tetangga Holly yakni Rici dan ibu angkat Holly Kus Handani Murti Astuti, warga Cibubur, Jakarta Timur.
Dari kesaksian 6 orang saksi ini, kata Rikwanto, polisi menyimpulkan dan mendapatkan informasi, mengenai apa yang dilakukan Holly sebelum ia akhirnya ditemukan tewas. Rikwanto menuturkan pada hari Senin (30/9/2013) pukul 15.00, Holly sempat mengunjungi rumah ibu angkatnya Kus Handani Murti Astuti di kawasan Cibubur.
"Holly dijemput oleh ibu angkatnya di apartemennya dan menuju rumah ibu angkatnya itu di Cibubur," papar Rikwanto.
Pada pukul 21.15, Holly kembali ke apartemennya di Tower Ebony Apartemen Kalibata City, lantai 9 dengan menumpang taksi. Pukul 22.38, Holly menghubungi ibu angkatnya dan mengatakan dirinya dalam kondisi teraniaya.
"Melalui sambungan telepon, Holly teriak minta tolong. Setelah itu HP mati," kata Rikwanto.
Menyikapi hal itu, kata Rikwanto, ibu angkat Holly, Kus Handani menghubungi rekan korban yakni Inal, Hasan dan Sulaeman untuk segera melihat Holly di apartemennya. Sekitar setengah jam kemudian, ketiga rekan Holly itu sampai ke apartemen Holly.
"Bersama seorang sekuriti, mereka hendak masuk ke dalam kamar namun terkunci dari dalam," ujar Rikwanto.
Rekan Holly dan sekuriti mengetok pintu kamar dari mulai yang paling pelan dan paling keras, namun tidak dibuka. Mereka mencoba merusak pintu kamar dengan linggis namun tidak berhasil.
"Mereka akhirnya mendobrak paksa kamar. Di dalam kamar ditemukan Holly di lantai dengan penug luka dan berimbah darah serta kedua kaki dan tangan terikat kabel," papar Rikwanto.
Saat itu, kondisi Holly kritis. Ketiga rekan Holly dan sekuriti melarikan Holly ke RS Tria Dipa, Pancoran. Namun di perjalanan, Holly tewas.
"Saat didobrak pintu balkon terbuka, dan sebelumnya mereka mendengar suara jatuh," kata Rikwanto.
Di saat bersamaan, ditemukan jenazah seorang pria di lantai dasar apartemen tepat dibawah kamar Holly berada. Diduga pria itu bunuh diri dengan melompat dari kamar apartemen.
"Kami duga kuat dua kejadian ini terkait. Namun kami masih dalami dan kumpulkan bukti," kata Rikwanto.