Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sebagai seorang yang bergelut di bidang penjualan hewan kurban di saat Idul Adha, berbagai suka duka dan pengalaman kerap terjadi dan mewarnai hidup mereka.
Selama 15 tahun menjadi pekerja di sebuah usaha penjualan hewan kurban, Udin sudah terbilang hafal dalam merawat dan memelihara hewan kurban khususnya sapi dan kerbau.
Sehingga bagi bapak dua anak ini, diseruduk sapi bukanlah hal yang aneh. Melainkan sesuatu yang wajar dan menjadi konsekuensi dalam pekerjaanya.
Lalu saat ditanya sudah berapa kali dirinya diseruduk sapi maupun kerbau, Udin tanpa pikir panjang langsung menjawab singkat "sudah tak terhitung lagi".
"Diseruduk kerbau atau sapi sudah makanan sehari-hari. Meski sering kali diseruduk saya tidak takut. Itu kan risiko dari pekerjaan. Malah rasanya bahagia sekali kalau bisa menjinakkan sapi yang nyeruduk," ungkap Udin, Minggu (6/10/2013).
Menurut Udin, dibandingkan dengan kerbau, sapi lebih sering menyeruduk. Dan disaat sapi mengamuk lantaran kaget mendengar suara keras, sapi bisa membahayakan dan untuk menenangkannya perlu tenaga tiga hingga empat orang.
Duel maut antara Udin dan sapi pun pernah terjadi, yakni tiga tahun silam. Saat itu lantaran kaget, sapi tiba-tiba mengamuk dan lepas dari ikatannya. Dan kebetulan saat itu, yang menjaga kandang hanyalah Udin sendiri.
"Duel sapi sama saya pernah dulu, yah namanya manusia sama tenaga sapi, kuatan sapilah. Saya sampai terseret gara-gara sapi. Ini di kaki dan tangan banyak bekas luka karena diseruduk sapi," tutur Udin.
Bagi Udin, Diseruduk Sapi itu Biasa
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger