Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan tidak ingin menanggapi serius terkait isu dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap Indonesia.
"Mau sadap saya? Apa yang mau disadap? Pasar Blok G? Masak urusan kampug deret dan PKL disadap?" ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Menurut Jokowi, kegiatan intelijen berkaitan dengan pengumpulan informasi mengenai pemerintahan di suatu negara tertentu yang sifatnya rahasia.
Oleh karena itu, mantan Wali Kota Solo ini menilai bahwa kegiatan intelijen tidak akan fokus mencari informasi di dalam pemerintahan daerah yang kewenangannya lebih mikro.
"Urusan negara itu. Kalau sadap saya, untuk apa?" tutur Jokowi.
Seperti diketahui, whistleblower Edward Snowden, mantan pegawai di badan intelijen Amerika Serikat (CIA) membeberkan data bahwa Australia berusaha menyadap Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono serta pejabat tinggi lainnya di Indonesia.
Dalam pemberitaan di ABC dan Media Inggis, The Guardian, menyebut nama Presiden SBY dan sembilan orang di lingkaran dalamnya sebagai target penyadapan pihak Australia