Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisian
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Bencana banjir rupanya tidak melulu menyajikan sekelumit cerita derita dan kesulitan warga.
Pada banjir setinggi 2,5 meter yang menerjang Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) misalnya. Banjir ternyata membawa peruntungan sendiri bagi para pemulung.
Saat air banjir surut dan warga sibuk membersihkan lumpur di rumah dan sekitar lingkungannya, Minggu (23/2/2014) ada pula puluhan pemulung yang hilir mudik mencari barang-barang bekas yang terbawa banjir.
Pantauan Tribunnews.com, bermodal karung besar dan tongkat besi, para pemulung ini rela menyusuri tiap gang perumahan demi mendapatkan barang bekas. Tidak hanya pemulung pria, ada pula pemulung wanita yang membawa serta anak-anak mereka untuk mencari barang bekas.
Selama mencari barang bekas, para pemulung ini harus rela bergelut dengan lumpur yang licin dan kotor. Setiap kali ada tumpukan sampah ataupun tumpukan rongsokan barang sisa banjir, para pemulung ini dengan sigap memilah-milah mana barang yang masih bisa dijual lagi untuk menyambung hidup.
"Lumayan sisa-sisa banjir banyak rongsokan, banyak barang-barang yang terbawa banjir nanti dikumpulkan bisa dijual lagi," kata Ima, seorang pemulung di PGP, Minggu (23/2/2014).
Dikatakan Ima, pascabanjir banyak barang-barang sisa banjir yang dibuang oleh warga. Barang-barang itulah yang diburu Ima. Beberapa barang yang diambil ibu satu anak itu yakni kaleng bekasi, perabot rumah tangga bekas, styrofoam, dan barang-barang peralatan lainnya yang dibuang warga karena rusak tergenang banjir.
Ima menyebut, pekerjaan yang dilakoninya itu merupakan bentuk simbosis mutualisme antara orang seperti dirinya dan warga setempat. Selain menguntungkan bagi pundi-pundi rupiah, pekerjaan Ima juga membuat masalah sampah bagi warga sedikit teratasi karena diambil oleh para pemulung.
Apa kata warga soal keberadaan para pemulung tersebut? Sejumlah warga memang mengiyakan pemulung secara tidak langsung membantu membersihkan sampah-sampah. Namun tidak jarang, ada pula beberapa pemulung "nakal" yang mengambil barang milik warga yang masih bagus.
"Mereka bantu juga sih, tapi kadang ada juga yang nakal ngambil-ngambil barang. Ya, kadang harus diawasi juga," tegas Hila, warga PGP.