News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Macet Parah karena Proyek MRT, Rekayasa Lalu Lintas Harus Segera Dilakukan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) di depan Mal Ratu Plaza, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2014). Di kawasan ini jalur MRT akan berada di bawah tanah hingga Bundaran Hotel Indonesia. (Warta Kota/Alex Suban)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek pembangunan sarana transportasi massal atau Mass Rapid Transit (MRT) direncanakan akan memasuki tahap pembangunan fisik dan konstruksi skala besar pada awal April 2014 mendatang.

Kemacetan di ruas jalan di sepanjang jalur proyek MRT diprediksi akan terjadi dan tak bisa dihindari.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama Dishub DKI serta pelaksana proyek tengah mempersiapkan rekayasa lalu lintas di sepanjang jalur tersebut untuk meminimalisir kemacetan.

Pengamat Transportasi Joko Triyono menuturkan kemacetan yang makin parah dan akan terjadi akibat proyek ini tak bisa dihindari.
Menurutnya ada beberapa solusi lain yang harus terintegrasi agar kemacetan diminimalisiri.

"Selain rekayasa lalin dengan berbagai cara mulai pengalihan arus dan lainnya, headway antar bus Trans Jakarta di sana juga harus makin dekat. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk mengatur waktunya untuk melintasi jalan yang dibangun proyek MRT, harus dilakukan," ujar Joko Selasa (11/3/2014) malam.

Menurutnya memperpendek headway bus Trans Jakarta bisa dilakukan dengan menambah armada bus di jalur di sepanjang proyek pembangunan MRT.

"Jika headway bus Trans Jakarta berjalan baik, maka untuk masyarakat agar menghindari atau seminimal mungkin untuk melintasi jalur tersebut dengan kendaraan pribadi, tapi gunakan busway," katanya.

Ini berarti menurut Joko, kerjasama pemerintah dan masyarakat pengguna jalan di sepanjang proyek MRT merupakan upaya maksimal dalam meminimalisir kemacetan.

"Kerjasama pemerintah dan masyarakat menjadi utama untuk meminimalisir dampak kemacetan proyek MRT," kata Joko.

Joko menuturkan walau diprediksi membuat kemacetan parah, pembangunan proyek MRT saat ini memang sudah harus dilakukan, karena sangat mendesak dan sangat dibutuhkan ke depannya.

"Tanpa MRT, ke depan Jakarta akan makin macet atau bahkan stagnan di beberapa ruas jalan," ujarnya.

Selain itu, kata Joko, proyek MRT saat ini adalah proyek yang terlambat dilakukan oleh pemerintah. Proyek MRT, menurutnya, sudah direncanakan puluhan tahun lalu dan seharusnya sudah dibangun sejak 20 tahun lalu.

"Idealnya MRT dibangun 20 tahun lalu. Tapi sejak dulu, pemerintah menunda-nundanya dan akibatnya seperti ini. Jadi sekarang memang harus dilakukan pembangunannya," kata Joko. (Budi Sam Law Malau)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini