TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis Ramadhan Gumilang alias Gumgum (25), polisi menemukan sejumlah fakta unik yang selama ini dipendam Gumgum sebelum akhirnya lepas kendali dan melakukan pembantaian.
Kapolrestro Tangerang, Komisaris Besar Riad pada Jumat (2/5/2014) memaparkan bahwa Ramadhan merupakan pemuda yang banyak memendam masalah pribadi.
"Masalah-masalah itu kemungkinan sudah dipupuk sejak ia kecil hingga dewasa ini. Dan setiap masalah yang ia hadapi, tidak ada jalan keluarnya," kata Riad.
Masalah yang dipendam Gumgum, menurut Riad, adalah masa kecilnya yang bisa dikatakan cukup pahit. "Ramadhan alias Gumgum ternyata merupakan anak adopsi. Ayah dan ibu yang sebenarnya tidak pernah dia ketahui. Orangtua yang mengasuhnya sejak ia kecil di Jakarta baru memberitahukan hal itu saat dia besar," ujar Riad.
Fakta tersebut jelas membuat Gumgum kecewa berat. "Dia sedih, kenapa kok tidak diberitahu kalau dia bukan anak kandung. Tapi di sisi lain, dia sangat sayang dengan ayah dan ibu angkatnya itu. Ini adalah masalah yang dia pendam, kekesalannya tidak bisa diutarakan," kata Riad.
Faktor berikutnya adalah saat ayah angkatnya meninggal. "Ayah asuhnya meninggal, lalu ibunya menikah lagi dengan laki-laki lain yang tidak dia sukai. Lagi-lagi, ini menjadi masalah batin baginya, namun tak bisa diutarakan, dan dipendam lagi," kata Riad.
Menjadi pengangguran setelah bekerja di Kalimantan, diputus hubungan oleh Dewi Febriana, juga merupakan masalah yang dia pendam. "Masalahnya semakin variatif dan menumpuk. Tidak ada yang terselesaikan karena dia tidak bisa cari solusi," kata Riad.
Puncaknya adalah penolakan dari ibunda Dewi, Yanti (50), yang mengatakan bahwa dirinya akan menikahkan Dewi dengan laki-laki yang sudah mapan. "Belum lagi dia punya hutang. Itu juga jadi masalah lagi," kata Riad.
Kata-kata Yanti pun, lanjut Riad, menjadi pemicu meledaknya amarah dan segala bentuk kekecewaan Ramadhan dalam hidupnya. "Akhirnya dia khilaf. Bahkan bukan cuma satu orang yang kena, sampai tiga orang," kata Riad. (Banu Adikara)