TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Lulus sebagai sarjana teknik mesin rupanya tidak membuat Gugum puas. Ia berencana melanjutkan studinya ke Australia untuk mengambil gelar magister.
"Rencananya saya mau ambil Manajemen Bisnis di sana. Tapi karena Bahasa Inggris saya kurang bagus, saya memutuskan sekolah bahasa dulu di sana (Australia-red)," ujarnya saat ditemui Wartakota.
Dengan modal dari kocek bibinya, jadilah Gugum berangkat ke Australia pada tahun 2012. Kepergiannya ke benua kanguru itu pun sudah dibicarakan dengan Dewi dan disetujui.
"Saya ingat, tante saya dan Dewi nganter saya ke bandara. Tante saya juga pesan ke Dewi bahwa saya mau serius sekolah, jadi kalau tidak kuat hubungan jarak jauh, mending disudahi saja," ujar Gugum.
Jarak rupanya tidak membuat Gugum patah arang. Dia tetap mempertahankan hubungannya dengan Dewi. Bahkan, untuk membuktikan ke orangtua Dewi kalau dirinya tengah mengenyam pendidikan lanjutan di negeri orang, Gugum rela merogoh sakunya untuk membelikan Dewi dompet.
"Saya belikan dompet, lalu saya kirim ke rumah Dewi, sebagai bukti ke orangtuanya kalau saya benar-benar ada di Australia untuk sekolah tinggi," katanya.
Namun layaknya pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh, keduanya pun mengalami kendala dan kerap berkonflik.
Akhirnya, Gugum tidak tahan. Demi melanggengkan hubungannya dengan Dewi hingga pelaminan, ia rela membuyarkan impiannya meraih gelar magister, dan kembali ke Tanah Air demi sang kekasih.
Tindakannya itu pun mendapat protes keras dari keluarganya, terutama sang bibi yang sudah memodalinya sekolah di luar negeri.
"Jelas lah tante saya kecewa sekali dengan saya, Mas. Tapi ya gimana ya. Saya lemah sama perempuan, Mas. Saya cuma 10 bulan di Australia," kata Gugum sambil menyeruput kopi susu yang dihidangkan. (Banu Adikara)