Laporan Wartawan Warta Kota, Panji Baskhara Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Humas DAOP 1 PT KAI, Agus Komaruddin tuturkan, 250 lebih bangunan liar di bantaral rel Stasiun Senen - Sentiong, Jakarta Pusat akan dilakukan selama dua hari. Menurutnya, pinggiran rel KA harus steril dari bangunan liar.
"Ini harus dilakukan selama dua hari. Pertama dilakukan pembongkaran, habis itu penelusuran untuk pengawasan sekaligus pembersihan puing-puing di hari kedua," paparnya saat di lokasi penertiban, Selasa (14/10/2014).
Pembongkaran yang dimulai sekitar 07.30 WIB dan tak jauh dari Kawasan Tanah Tinggi dan Pasar Gaplok, Jakarta Pusat, menurut Agus merupakan lokasi yang terbilang padat penduduk. Kata Agus, agar bangunan liar tak muncul lagi pihaknya akan melakukan pengawasan.
"Selama dua hari ini, lokasi pembongkaran yang dari dari Stasiun Senen hingga Stasiun Sentiong, sepanjang kurang lebih 2,5 Km ini akan kami awasi. Guna tak ada warga yang bandel lagi," kata Agus.
Dibongkarnya bangunan liar di bantaran rel KA, membuat masyarakat yang tinggal di situ, berharap adanya biaya kerohiman atau diberikan tempat tinggal. Namun, Agus langsung membantah pernyataan itu.
"Mana ada relokasi sama kerohiman. Gak ada. Gak ada itu. Intinya, pembongkaran ini kita jalankan karena amanah dari UU Perkereta Apian. Lebih utama untuk keselamatan perjalanan kereta dan jiwa masyarakat bantaran rel. Kalau diminta itu ya gak ada. Toh mereka tinggal di sini gak ada izin. Ini kan sarana umum," papar Agus.
Agus menuturkan, banyak kabel-kabel yang tertimbun bangunan liar. Hal demikian membuat pihak PT KAI sulit melakukan pengecekan di lapangan.
"Ini di tanah-tanah yang ada di lokasi ini kan banyak kabel yang punya sarana PT KAI. Maka dari itu kita bongkar untuk mempermudah petugas lapangan melakukan pengecekan," katanya.