Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Rusunawa Depok di Kampung Banjaran Pucung, RT 5/04, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, sepi peminat dari masyarakat tak mampu. Penyebabnya akses transportasi berupa angkutan umum mengarah ke lokasi rusunawa tak ada.
Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok, Kania Parwanti, menuturkan, rusunawa yang dibangun Kementerian PU itu terbuka bagi masyarakat umum. Tidak hanya diperuntukkan bagi warga Depok yang tidak mampu tapi juga bisa disewa warga luar yang bekerja di Depok.
"Jadi kami buka kesempatan bagi siapa saja yang mau menyewa rusunawa ini. Kalau yang kemarin tidak terbuka (penawarannya, red). Sekarang karena kurang peminat, kami membuka siapa saja yang ingin menyewa dipersilakan," kata Kania, Selasa (14/10/2014).
Penawaran untuk penghuni rusunawa ini mulanya dikhususkan bagi warga Depok dengan menunjukkan KTP Depok, berpenghasilan rendah dan tak memiliki rumah. Kini penawaran itu tak berlaku karena warga tak ber KTP Depok pun tapi bekerja di sini berhak menyewa rusunawa tersebut.
Rusunawa Depok yang telah berdiri sejak delapan tahun lalu sepi peminat. Sarana angkutan umum dari rusun ke jalan utama yakni Jalan Raya Bogor tidak ada. Dari tiga tower yang berdiri, baru satu tower yang sudah dihuni. Masing-masing tower memiliki empat lantai dan 96 unit.
Di tower A memiliki 96 unit, tapi baru 49 unit terisi sejak tahun 2006. Harga sewa rusunawa ini dimulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 225 ribu per bulan, tergantung lantai unit rusunnya. Dalam beberapa bulan ke depan, dua tower lainnya yang tengah direnovasi akan siap huni.