News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kontroversi Ahok

Bagi-bagi Kartu Nama ke Warga, Ahok: Ada Apa-apa SMS Aja Yah

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahok memantau proses pengerjaan sodetan sungai Ciliwung di Bidara Cina, Jakarta Timur, Selasa (18/11/2014).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Begini yang dicari pemerintahnya".  Itu kalimat yang terlontar dari warga saat Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendatangi Kampung Bidara Cina di Jakarta Timur, Selasa (18/11/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok mendapatkan penjelasan dari warga yang kampungnya akan dilalui pembangunan sodetan sungai Ciliwung.

Seorang warga mengaku belum mendapatkan penjelasan yang sesuai dengan harapan dari pemerintah provinsi DKI Jakarta terkait rumah warga yang akan terkena pembebasan lahan.

"Harapan kita sosialisasi itu memberitahukan dimana yang akan kena, anggarannya berapa, dan pembebasan lahannya bagaimana," ungkap seorang warga kepada Ahok.

Selain itu, warga pun mengungkapkan dana Rp 30 miliar lebih yang simpang siur untuk pembasan lahan. Hal tersebut lah yang membuat gamang warga Bidara Cina melepas lahannya karena belum mendapat kepastian.

"Kita nggak keberatan dengan program pemerintah, kami di sini punya tanah, kalau harus pindah dari sini harus punya tanah lagi. Jangan keluar dari sini menjadi gembel," lanjut warga tersebut.

Keluhan tersebut pun langsung mendapatkan penjelasan dari Ahok dan memerintahkan secepatnya aparat dijajaranya untuk memetakan wilayah yang akan terkena imbas pembangunan sodetan.

Ia pun akan membayar tanah warga sesuai dengan harga pasar dan akan dibayar diawal setengahnya supaya warga yang rumahnya akan dibongkar bisa mencari tempat tinggal terlebih dahulu sebelum pindah.

"Kita ijinkan harga pasar, girik-girik juga kita bayar, kalau mau usaha kita sudah bangun pasar daerah atau di rusun. Masyarakat harus tetap punya usaha. Sebelum dibongkar rumahnya, uang harus diterima dulu warga dan secepatnya memetakan wilayah yang akan dipakai sehingga bisa diukur dan proyeknya berjalan," ungkapnya.

"Ukur area rumah siapa yang kena. Kalau kenanya setengah mending semuanya di jual," imbuh Ahok menjelaskan pada warga.

Supaya tidak terjadi lagi ketidakpastian informasi, Ahok membagi-bagikan kartu nama dirinya kepada warga. "Kalau ada apa-apa SMS saja," ucap Ahok

"Betul pak, uang dulu buat cari rumah," celetuk warga.

Penjelasan Ahok disambut warga. Warga pun setuju apa yang diusulkan Ahok supaya warga sebelum pindah harus diberi uang terlebih dahulu untuk ganti rugi rumah dan lahan yang akan ditinggalkan.

"Begini yang dicari pemerintahnya. Hidup pak Gubernur," ucap warga lain.

Astriani warga Kampung Bidara Cina mengungkapkan bila sebelumnya warga sudah mendapatkan sosialisasi terkait pembuatan sodetan tetapi informasinya tidak.

"Warga mau tahu dulu wilayah mana yang mau diukur terkena proyek tersebut. Tapi itu deadlock," ungkapnya.

Dikatakannya di RW 04 berdasarkan Amdal hanya RT 009 dan 010 saja yang terkena proyek. Tetapi seakan-akan semua RT akan digusur. RT 009 dan 010 jumlah kepala keluarganya kurang lebih 200. Karena informasi yang salah nyaris dalam negosiasi di kelurahan warga dengan pemerintah beradu fisik.

"Setelah Pak Ahok datang informasi yang salah sudah berhasil diluruskan," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini