News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menaker Didaulat Ibu Hamil Beri Nama Calon Bayi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hanif Dhakiri

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ada kejadian menarik ketika blusukan Menaker Muh Hanif Dhakiri ke Rusunawa Marunda malam tadi, Senin (5/1/2014). Seorang Ibu Hamil 9 Bulan Warga Blok 9 Rusunawa Marunda Meminta Nama kepada Menaker untuk buah Hatinya Kelak.

"Pak Menteri kalau boleh bisa pegang perut saya, siapa tau nanti anak saya juga jadi Menteri", kata Fatimah, ibu hamil warga Blok 9 Rusunawa Marunda.

Menaker Muh Hanif Dhakiri lantas memegang perut Ibu hamil tersebut. Kemudian, ibu itu meminta satu hal yaitu meminta nama untuk buah hatinya kelak.

"Saya punya permintaan jika Bapak berkenan untuk memberikan nama kepada buah hati saya kelak", kata Fatimah.

"Kalau saya boleh usul, jika pria bernama Hanif, jika wanita bernama Hanifah," kata Menteri Ketenagakerjaan Muh Hanif Dhakiri.

"Lama-lama saya jadi dukun kalau ditanya gini terus. Saya kan Menaker. Hahaha", kata Hanif.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri melakukan peninjauan ke Rusun Marunda, Jakarta Utara. Peninjauan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengeluaran dan kebutuhan riil para buruh.

Peninjauan mendadak ke rusun ini juga dilakukan dalam rangka mengumpulkan data untuk perencanaan percepatan perumahan untuk pekerja. Karena banyak buruh yang bekerja jauh dari tempat tinggal mereka.

"Kita ke sini untuk mengecek keadaan pekerja buruh di Rusun Marunda ini. Bagaimana fasilitas mereka. Bagaimana Beban-beban mereka seperti sewa rumah, kebersihan, air, transportasi, dan pengeluaran real berapa," ujarMenaker Hanif kepada wartawan, Senin (5/1).

Hanif menambahkan, Para pekerja di Rusunawa itu mengeluhkan  berbagai hal penghuni dan melaporkan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan Menaker. "Salah satunya soal kebocoran, soal lantai yang minta diperbaiki terutama yang memiliki bayi serta transportasi yang sulit karena para buruh atau pekerja yang ada di Marunda ini banyak yang bekerja di Kawasan. Berikat Nusantara (KBN) Cakung dan KBN Marunda,," kata Hanif

Sedangkan perumahan buruh yang ada di KBN disebutnya belum selesai dan masih dalam tahap persiapan. Namun, kata dia, ada juga keluhan yang tidak terkait langsung dengan Kementerian Ketenagakerjaan (kemnaker) yaitu transportasi untuk anak-anak pekerja itu ketika ke sekolah.

Kemudian para ibu-ibu ini banyak yang menganggur ketika ditinggal suaminya bekerja sehingga tidak produktif dan tidak bisa menopang keluarga. Namun Hanif memastikan semua keluhan dan masukan para buruh itu akan dicatat dan didata.

“Hasil sidak ini nantinya menjadi salah satu rekomendasi Kemnaker yang kaitannya dengan penyediaan perumahan pekerja. Sehingga, ketika kita membuat kebijakan mengenai perumahan buruh kita sudah tahu kondisi lapangannya,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini