Laporan Wartawan Wartakotal, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Standar kompetensi sangat diterapkan pembegal komplotan Lampung yang dikenal sadis. Setelah pelajaran dasar membegal dan mempraktikkannya dengan modus sebagai debt collector atau penagih utang kreditan motor dikuasai Serbo, pelajaran selanjutnya adalah membegal gaya Lampung.
Dalam aksi begal keduanya, pemuda asal Way Kanan, Lampung Utara, itu masih berperan sebagai joki motor. Sementara mentornya yang juga pimpinan komplotan Lampung, Thohir, mempraktikkan begal gaya lampung kepada Serbo. Caranya, setelah motor buruannya berhenti, Thohir langsung menebas tangan pengendaranya.
Baru di aksi ketiganya, Serbo benar-benar diuji dan mempraktikkan begal ala Lampung. Ujian pertamanya berjalan lancar. Serbo berhasil menebas tangan korban dan merampas motor lalu membawa kabur untuk pertama kalinya. Thohir memuji aksi Serbo yang gagah berani, ringkas dan taktis itu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Heru Pranoto, mengakui betul kesadisan kelompok begal asal Lampung tersebut. Komplotan lain memang membawa senjata tapi hanya menakut-nakuti. Tapi kelompok lain membawa senjata untuk menyiksa korbannya. "Saya tak tahu kenapa mereka bisa begitu sadis," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jumat (27/2/2015).
Serbo masih baru di lingkungan komplotan Lamping pimpinan Thohir. Namun, ikatan primordial kedaerahan membuat Serbo cepat akrab dengan keenam anggota komplotan Lampung. Ia bergabung akhir 2014, setelah kehilangan pekerjaan di pabrik garmen di Kabupaten Bogor. Kebetulan, satu anggota Thohir ditangkap polisi.
Dalam setiap aksinya, komplotan Thohir berjumlah tujuh orang. Karena kekurangan satu orang, Thohir pun kesulitan membagi tugas anggotanya agar operasi membegal mobil incaran berjalan lancar. Akhirnya, Serbo direkrut teman sekampungnya yang lebih dulu bergabung. Baca pelajaran pertama Serbo sebagai begal komplotan Lampung.
Bagi komplotan ini membegal motor tak terlalu serius, cuma sampingan tapi bisa tiap pekan dilakukan. Makanya setiap beraksi membegal motor paling hanya dilakukan tiga orang, dan tidak perlu menerjunkan satu tim yang terdiri dari tujuh orang. Operasi full team baru dilakukan jika targetnya mobil.