Laporan Wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak takut diberhentikan dari posisinya
terkait kisruh dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Ahok sapaan akrab Basuki sudah siap dengan segala risiko yang ada, demi membuktikan siapa yang benar dan salah dalam anggaran siluman.
"Tahu begitu masuk ke sini, aku udah siap kok makanya saya bilang kan kalau saya takut udah saya bilang kan udah saya terima dong Rp 12 triliun masukin. Damai-damai aja kan, nah saya bilang dari awal udah siapin perang ini," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/3/2015) malam.
Mantan Bupati Belitong Timur ini mengungkapkan kekesalannya untuk membongkar anggaran yang tak perlu. Bahkan, ia telah berencana untuk membongkar dana tersebut dari tahun 2012.
"Dari tahun 2012 aku udah kesel udah ada coret-coret anggaran PU, Perhubungan, Pendidikan, semua tiba-tiba bocor lagi bocor lagi. Aku udah kesel," ucap Ahok.
Mantan politikus Partai Gerindra ini menambahkan sistem e-budgeting telah dipersiapkan mulai dari tahun 2013 namun ditolak. Sistem ini kembali dipersiapkan tahun 2014 tetapi lagi-lagi ditolak oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Bahkan, ia tak ragu untuk memecat pegawai yang bermain.
Ahok menambahkan, jika ada staf yang bermain, ia akan mencopot Tunjangan Kerja Daerah (TKD). Hal ini dilakukan untuk memerangi korupsi dengan membersihkan anggaran siluman.
"Ini kan mulai bergerak ketika kita mulai pecatin 2.000 orang dari eselon 4, eselon 3. Nah, sekarang yang duduk di eselon 3, 4 setan lama juga nih kayaknya. Masih ada yang main, kita lagi selidiki. Siapa yamg merancang UPS, scanner. Ini ketahuan kok siapa, begitu ketahuan kita staf-in lagi," ucap Ahok.