Laporan Wartawan Wartakota, Banu Adikara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dasril Ramadhan (15), seorang remaja yang diduga korban malapraktik hanya bisa tergeletak di kasurnya selama sembilan bulan.
Tidak memungkinkan bergerak akibat kondisi kaki kanannya yang hingga kini disfungsional membuat Dasril Ramadhan tidak bisa bergerak kemanapun tanpa bantuan orang lain. (Baca Juga: Diduga Korban Malapraktik, Sudah 9 Bulan Kaki Kanan Dasril Lumpuh)
"Bisa turun dari kasur, tapi harus pakai kursi roda. Itu juga jarang-jarang. Lebih banyak berbaring di kasur saja," ujar Dasril saat ditemui di rumahnya di Jalan Adi Sucipto no. 39, Kelurahan Blendung, Batuceper, Kota Tangerang, Senin (9/3/2015) siang.
Dasril mengatakan, sejak tak bisa bergerak banyak, ia banyak menghabiskan waktunya bermain game dan membaca buku di dalam kamarnya.
Bahkan untuk buang air, Dasril harus tetap melakukannya di atas kasur dengan pispot.
"Paling kalau sore ada teman-teman saya datang ke rumah. Main sampai malam. Kadang pada nginep juga. Kalau nggak ya paling main Playstation sama adik saya, Sultan (4)," katanya.
Walau dalam kondisi memprihatinkan, anak sulung dari dua bersaudara pasangan Achmad Haris dan Siti Najwa itu terlihat ceria. Wajahnya tidak nampak tertekan, dan tetap berkomunikasi seperti tidak terjadi apa-apa padanya.
"Ini malah berat badan nambah gara-gara jarang bergerak. Nggak tahu deh udah naik berapa kilo sekarang. Rambut juga udah gondrong karena sejak kecelakaan belum potong rambut," katanya bergurau.
Diberitakan sebelumnya oleh Warta Kota, seorang remaja bernama Dasril Ramadhan sudah hampir setahun tidak bisa berjalan. Dasril diduga kuat menjadi korban malapraktik operasi RS Siloam sejak Mei 2014 lalu.
Keluarga Dasril Ramadhan (15) berharap RS Siloam Karawaci bisa menunjukkan keseriusan mereka dalam menangani Dasril setelah pencabutan gugatan ke Pengadilan Negeri Tangerang.
Lewat sejumlah proses persidangan, pihak keluarga akhirnya memutuskan mencabut laporan gugatan agar bisa melakukan mediasi dengan rumah sakit demi keselamatan Dasril.
"Dari dulu RS Siloam tidak pernah ada itikad baik menangani Dasril. Janji-janji terus. Ini kan masalah sederhana sebenarnya, cuma patah tulang. Tapi malah jadi begini. Mereka sama sekali nggak gentle," ujar Siti Najwa, ibu Dasril.
Najwa mengatakan, dirinya sudah berkali-kali nyaris patah semangat setiap mendengat diagnosa sejumlah dokter di rumah sakit lain. "Katanya musti diamputasi kakinya. Jelas lah saya sebagai ibu sedih banget," kata Najwa.
Karenanya, kata Najwa, ia dan keluarga sangat berharap RS Siloam bisa menunjukkan keseriusannya. "Sekarang laporan sudah dicabut, kami berharap rumah sakit mau mediasi dan menangani anak kami," ujarnya.
Sebelumnya, kuasa hukum RS Siloam Karawaci, Yully Mulyana, menuturkan RS Siloam Karawaci berencana membentuk tim medis baru untuk menangani kasus dugaan malapraktik yang menimpa Dasril Ramadhan (15).