TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang kepala sekolah mengaku pusing usai diperiksa beberapa jam oleh Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri terkait dugaan korupsi pengadaan proyek UPS di beberapa sekolah, Selasa (14/4/2015).
Saat ditemui usai pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka UPS, mantan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 20 Jakpus, Adil Minita Ginting mengakui pusing.
"Kepala saya pusing, sudah ya," kata Adil yang kini menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 56 Jakbar.
Adil mengaku dirinya pusing karena pertanyaan dari penyidik soal UPS. Termasuk pula memikirkan UN yang sedang dilaksanakan oleh murid-muridnya.
"Habis diperiksa pusing, sudah ya. Besok kan ada UN soal IPA dan Bahasa Inggris, harus saya persiapkan," tegasnya.
Sementara itu, ditanya apakah ia mengenal tersangka, Zaenal Soleman, Adil mengaku tak mengenal Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat tersebut. Termasuk Adil juga membenarkan adanya pengadaan UPS di SMAN 20 Jakpus.
Untuk diketahui, Selasa (14/4/2015) penyidik Bareskrim Polri memeriksa empat saksi dugaan korupsi pengadaan UPS di sekolah-sekolah.
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Rianto mengatakan empat saksi yang diperiksa yakni dua kepala sekolah dan dua pengadaan barang.
"Dua kepala sekolah dan dua pengadaan barang memang hari ini diperiksa sebagai saksi oleh penyidik," ucap Agus di Mabes Polri.
Lebih lanjut, Kasubdit V, Tipikor Mabes Polri, Kombes M Ikram mengatakan dua kepala sekolah yang diperiksa yakni Kepala Sekolah SMA 1 dan SMA 20.
"Ya, keduanya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka ZS (Zaenal Soleman). Ada beberapa pertanyaan yang digali penyidik dari mereka," ucap Ikram di Mabes Polri.