TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Liu Kuo Sung, bagi pengemar seni lukis bukanlah nama yang asing.
Lukisannya memiliki gaya ekspresionis dengan abstraknya yang unik, berbeda dibandingkan pelukis lainnya.
Kini, penggemar seni lukis di Indonesia bisa menikmati karya lukis lelaki asal Tiongkok berjuluk bapak lukis tinta modern di Museum Nasional. Pameran akan berlangsung hingga 15 Juni mendatang.
Linda Ma, penyelenggara pameran Liu Kuo Sung mengatakan, selama setengah abad, ia memberikan kontribusi besar terhadap lukisan tinta modern di Tiongkok.
"Karyanya membawa pengaruh besar yang menyebar dari Taiwan hinggake Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan Tiongkok," kata pemilik Linda Gallery kepada Tribunnews, Sabtu (30/5/2015).
Karyanya membawa perubahan revolusioner serta perkembangan dalam sistem lukis oriental.
"Pameran kali ini adalah pameran terbesar dengan koleksi terlengkap sang seniman yang sudah diakui secara internasional,” katanya.
Tidak hanya dikenal sebagai pelukis, ia menjadi salah satu dari empat pakar sejarah seni Tiongkok modern.
"Tiga orang lainnya Zao Wou Ki, Chu Teh Chun, dan Wu Guang Zhong, ada nama Liu Kuo Sung,” katanya.
Linda berharap para mahasiswa-mahasiswi seni, pecinta seni, seniman, dan kolektor mengambil kesempatan untuk melihat langsung hampir seratus karya Liu Kuo Sung.
”Ini seperti kesempatan once in a life time. Karena setelah Jakarta (Indonesia), dia akan ke Malaysia dan Thailand dalam rangkaian turnya,” katanya.
Liu Kuo Sung mengadakan turpameran Asia sejak Oktober 2014 dan menggelar pameran perdananya di Museum Sejarah Nasional, Taiwan.
Pameran kemudian dilanjutkan di Museum Seni Kontemporer Singapura dan Museum Nasional Indonesia, serta memulai "pusaran angin Liu Kuo-Sung" baru di Asia Tenggara.
Liu Kuo-Sung dilahirkan pada tahun 1932 di Tiongkok lalu pindah ke Taiwan pada tahun 1949. Dalam studi seni murninya di Taiwan Normal University.
Di tahun 1974 ia menimbulkan perdebatan luas dikalangan seni, dengan mendorong seniLukis Cina agar meninggalkan obsesi terhadap "kuas dan tinta" atau "bi-mo", serta menyampaikan bahwa "bi-mo"dalam bahasa sederhananya adalah "Titik dan Garis, Permukaan dan Warna", Liu 23 tahun mendahului Wu Guanzhong dengan tulisan“Zeroness of Brush and Ink”karya Wu Guanzhong.
Pada tahun 1966 Liu memenangkan hibah travel dunia selama dua tahun dari yayasan John D. Rockefeller III, dan diundang untuk menyelenggarakan pameran tunggalnya di Museum Nelson, Kansas pada tahun 1967.