TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, membalas kritikan yang datang bertubi-tubi kepada dirinya dari para pengamat dan lembaga swadaya masyarakat.
Ahok mempertanyakan, kenapa mereka tak pernah mengkritisi langkah Ali Sadikin yang dulu mereklamasi tambak-tambak ikan di Jakarta Utara.
Kata Ahok, sulit untuk menjalin komunikasi bersama para pengamat dan lembaga swadaya masyarakat yang hanya pintar berbicara.
"Susah kita kalau ngomong sama orang pintar ngeblinger gitu," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Pria berusia 49 tahun ini, heran dengan para pengamat yang menyamakan Jakarta abad 19, dengan Jakarta saat ini.
"Kalau kamu bicara (Jakarta) abad-19, abad-19, di sini (Ahok menunjuk ke ubin di Balai Kota) pohon loh, hutan ini, beringin di sini, ini gedung harus dirobohin nih," ucap Ahok dengan nada tingginya.
Katanya, tak bisa Jakarta saat ini dengan Jakarta abad 19. Alasannya, jumlah masyarakat pada zaman itu, berbeda dengan jumlah masyarakat Jakarta saat ini, yang jumlah penduduknya mencapai 10 juta lebih (data BPS).
"Jadi enggak usah sok kayak zaman purba kala. Kalau pengen kayak dulu lagi, kita bom aja," ucapnya.