TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai, tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan dalam satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Kinerja di segala bidang, baik ekonomi, politik, dan sosial, dinilai mengalami penurunan pencapaian.
"Kalau dinilai, rapornya merah lah. Perlu remedial," kata Muzani, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Pada bidang ekonomi, kata dia, penurunan dapat dilihat dari berbagai parameter.
Saat Jokowi dilantik 20 Oktober 2014 lalu, rupiah masih menyentuh angka Rp 9.500 terhadap dollar AS, saat ini sudah berkisar di angka Rp 13.500.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi yang dulunya sekitar 6 persen, sekarang turun ke angka 5 persen.
Angka inflasi dan utang luar negeri Indonesia juga meningkat.
"Bertahan dari parameter yang ada saja tidak, apalagi memberi prestasi," kata Muzani.
Ia menyebutkan, angka pemutusan hubungan kerja dan pengangguran juga meningkat pesat.
Sebaliknya, tenaga kerja asing yang sebelumnya hanya bisa bekerja di sektor tertentu, kini bisa bekerja di hampir semua sektor.
"Perlindungan tenaga kerja kita rendah, baik di dalam maupun di dalam negeri," kata Ketua Fraksi Gerindra di DPR ini.
Muzani juga melihat tidak ada prestasi yang membanggakan pada bidang politik.
Saat Jokowi dilantik, parpol masih bersatu, namun kini Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan terpecah belah.
Belum lagi komunikasi di internal pemerintahan sendiri tidak bekerja dengan maksimal.