TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sampah rumah tangga menumpuk di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Muara Baru, Jalan Muara Baru RT 16/17, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (5/11/2015).
Hal itu pun diakui Nurul (35), seorang sopir truk dari Suku Dinas Kebersihan (Sudinsih) Kota Administrasi Jakarta Utara.
"Sampah menjadi menumpuk ya gara-gara ada warga dan ormas menghadang supir truk lewat Kawasan Cileungsi. Makanya pengangkutan sampah jadi terlambat, sehingga diubah menjadi malam hari saja," katanya saat diwawancarai di TPS Muara Baru.
Dia membenarkan, pengangkutan sampah yang tujuh kali per hari, kini hanya satu kali. Tak hanya itu, para sopir juga mengaku belum tidur seharian akibat mengantre di pangkalan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi.
"Ngantrinya panjang pak kalau malam-malam. Itu buang tenaga betul-betul. Sementara pagi-pagi kita mesti angkut sampah lagi kan. Ya terkuras saja tenaga kalau pakai sistem satu kali pengangkutan. Apalagi malam hari," tuturnya.
Dirinya pun mengaku sempat nekat melintas di Kawasan Cileungsi untuk membuang sampah di Bantar Gebang. Namun, dirinya juga sempat mendapat beberapa jenis ancaman oleh warga.
"Kadang diusir saja, ada juga kalau sudah lewat sana, dimintain duit dulu baru boleh disuruh balik lagi. Sampai ada yang ngancem mau ngerusak truk. Banyak sih ancamannya. Cuman saya tanggapi biasa-biasa saja. Biasanya juga saya kucing-kucingan aja sama warga kalau mau tetap nekat melintas di Jalan Transyogi itu," lanjut Nurul.
Pantauan Warta Kota, terlihat sampah menggunung di TPS tersebut. Beberapa truk pengangkut sampah juga tengah bertengger, untuk melakukan pengangkutan sampah yang diangku petuggas.
Bau tak sedap memperparah kawasan Muara Baru. Tidak hanya bau, lendir sampah pun meluber ke jalan raya.
Banyak warga yang mengendarai kendaraan roda duanya pun terlihat berhati-hati saat melintas. Sesekali warga yang pejalan kaki ini pun tak luput menutup hidungnya, akibat bau tak sedap menusuk hidung. (Panji Baskhara Ramadhan)