Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Efendi alias Lekeng (36), bos pelaku penipuan via SMS, menceritakan cara beroperasi melakukan kejahatan.
Sejumlah orang direkrut untuk dijadikan anak buah. Dia mengajak orang-orang yang kurang mampu supaya terlibat di dalam jaringan itu.
Sebanyak 13 orang menjadi anak buah. Sebagian besar orang yang diajaknya merupakan orang sekampungnya di Makassar.
“Ya ngajaknya kerja bale-bale (tipu-tipu dalam bahasa Sulawesi),” tutur Lekeng di Polda Metro Jaya, Sabtu (7/11).
Dia memfasilitasi keperluan komplotan selama beraksi, mulai dari menyewakan rumah, membeli laptop, modem dan membeli rekening bank.
Dia mengaku sudah tiga kali pindah tempat untuk menghindar dari kejaran petugas. Semua tempat berada di wilayah Jawa Barat.
“Iya, kami sudah tiga kali pindah tempat. Awalnya di Cipanas, pindah ke Sukabumi kemudian ke Bandung,” tuturnya.
Saat mengirimkan pesan singkat kepada pelaku penipuan, pihaknya tidak serta merta menanggapi respon tersebut.
Dia hanya mau menanggapi dan melayani respon dari korban apabila menghubungi melalui sambungan telepon. "Kalau balasnya lewat SMS, ya tidak dilayani. Kalau telepon baru dilayani,” kata dia.
Apabila korban sudah menelepon, dia tidak serta merta menyambut baik telepon tersebut. Lekeng memastikan korban tersebut serius atau tidak.
Dia mengetahui korban serius atau tidak dari perasannya. Apabila serius, maka dia mengaku hadiah dapat diambil di DKI Jakarta. "10 persen harus ditransfer dulu," tambahnya.
Lekeng dibekuk di Jalan Trans Sulawesi Malili pada hari Selasa (3/11) lalu. Dia ditangkap saat aparat kepolisian melakukan razia.