TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walaupun saat ini terjadi perlambatan ekonomi nasional maupun global, pelaku industri pameran yakin terjadi pertumbuhan di tahun depan.
Jika setiap tahun industri tersebut hanya naik 1 persen, pada 2016 PT Debindo International Trade Exhibitions (Debindo) yakin bisa naik 3 persen.
"Perlambatan ekonomi bukan jadi alasan sebuah industri untuk tidak bergerak," ujar Presiden Direktur PT Debindo International Trade Exhibitions (Debindo) Effi Setiabudi di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Effi roda perekonomian bisa digerakan melalui pelaku usahanya. Meski tidak ada bantuan dari pemerintah, industri pameran kata Effi harus mandiri.
"Para pelaku industri harus memberi kontribusi agar mampu mengerek pertumbuhan ekonomi nasional," kata Effi.
Menurut Effi kenaikan industri pameran berkat bantuan venue baru yakni di Indonesia Convention Exhibition (ICE) yang terletak di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). Karena selama ini peserta pameran selalu bergantung pada kapasitas JCC Senayan dan JIExpo Kemayoran.
"Kehadiran ICE melengkapi JCC Senayan dan JIExpo Kemayoran," ungkap Effi.
Dari Debindo sendiri, pemain industri pameran ini baru saja berhasil menggelar acara Pameran Interior Design Bertema “Perfect Home”. Dalam acara tersebut Debindo menggelar perlombaan bagi para universitas untuk mendesain ruangan.
Peraih juara pertama diperoleh Universitas Indonesia (UI) untuk kategori Best Living Room, Lasalle College untuk kategori Best Master Bed Room, UI untuk kategori Best Dinning Room, Universitas Tarumanegara untuk kategori Best Bed Room, serta Universitas Trisakti untuk kategori juara favorit.
Ketua Komite Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Designer Label, Dwi Sulistiawati, menyatakan, para pemenang sudah melalui penjurian dari perwakilan HDII yakni Solihin Gunawan, Farida Alaydroes, Rina Renville serta Direktur Pengembangan Bisnis ITE untuk Kawasan Asia Kim Willis.
Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah Rp 10 juta untuk kategori juara kategori best dan Rp 5 juta untuk kategori juara favorit, beserta sertifikat dan piagam.
"Karena desain interior ini kan seni aplikasi ya jadi harus bisa digunakan kreativitas dalam keterbatasan waktu biaya dan lainnya,” kata Dwi.
Effi menyatakan, inisiatif young interior designer award tersebut tercetus saat dirinya menjadi juri acara serupa di Taipei, tahun lalu. Pada intinya acara ini merupakan bentuk kepedulian pelaku usaha terhadap dunia pendidikan, dengan memberikan kesempatan kepada pelajar untuk berkarya.
“Sementara baru perguruan tinggi. Ke depan mungkin peserta di kota lain kami ajak juga, di Bandung, Surabaya, Makasar. Karena acara seperti ini kan turut mendorong roda perekonomian," papar Effi.