TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kematian Wayan Mirna Salihin (27) secara mendadak selain meninggalkan duka mendalam juga membingungkan ayahnya, Dermawan Salihin.
Menurut Dermawan, Mirna merupakan orang yang jarang sekali sakit dan lebih kuat dari saudara kembaran.
"Dia itu jarang ke dokter, dia lebih kuat dari kembarannya," katanya.
Selama hidup, lanjutnya, Mirna dikenal sebagai sosok yang keras.
Mirna sendiri belum lama menikah di Bali.
"Dia baru married (menikah) dengan Arif, dan sama Arif, dia bisa nurut dan bisa lebih baik. Saya bergembira saat itu. Tapi nasib berkata lain," ungkapnya saat prosesi pemakaman jenazah Mirna di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Gadung, Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/1).
Ia juga berharap agar kasus kematian anaknya bisa menemui titik terang.
Mirna tewas seusai minum es kopi Vietnam di sebuah cafe di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/1) sore Mirna meninggal dalam waktu kurang dari 30 menit seusai minum es kopi Vietnam di Oliver Cafe di Mall Grand Indonesia di Jakarta, Rabu (6/1) sore.
Mirna kejang-kejang dan tak sadarkan diri di meja nomor 54, tempatnya duduk. Dia lalu sempat dibawa ke klinik di mal, namun nyawanya tak tertolong.
Suasana haru menyelimuti liang lahat yang disiapkan untuk pemakaman Wayan di TPU Gunung Gadung. Jasad Mirna tiba pukul 12.00 dan dibawa dengan menggunakan peti berwarna putih.
Kembaran histeris
Jenazah Mirna dikebumikan di dekat makam kakek dan neneknya, Sutinah Salihin dan Nicolas Salihin. Lokasinya satu blok dengan pemakaman keluarga.
Dengan mengenakan baju serbaputih, keluarga Mirna turut mengiringi prosesi pemakaman.
Suasana kian haru ketika keluarga dan rekan Mirna menyanyikan lagu pujian sebelum peti dimasukkan ke liang lahat.