TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 2017 mendatang, beberapa calon Gubernur DKI Jakarta mulai menjajaki masyarakat.
Salah satunya adalah Mischa Hasnaeni Moein yang mengaku akan diusung oleh Partai Demokrat sudah melakukan manuver politik menjelang pemilihan menjadi orang nomor satu Ibu kota Jakarta.
Selain blusukan ke masyarakat yang berada di kolong jembatan, perempuan yang mendeklarasikan diri sebagai wanita emas itu memiliki program khusus untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Yaitu KTP Jitu dengan berbagai kemampuan untuk menanggulangi masalah masyarakat Jakarta.
"Saya menawarkan KTP Jitu. Yang isinya, masyarakat sakit tidak perlu repot-repot, sekolah anak, jaminan hari tua sampai jaminan kematian. Warga tinggal menunjukan KTP saja jika saya terpilih menjadi Gubernur DKI," kata wanita cantik yang memakai kerudung berwarna putih itu di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/1/2016).
Dia mengatakan, bisa mengatasi masalah kemacetan selama kurang lebih satu tahun.
Namun, dia tidak bisa menjabarkan secara detail cara-cara mengurai kemacetan yang sering melanda Ibu Kota Jakarta.
"Macet, sim salabin lah satu tahun bisa saya selesaikan. Ada 11 item, tapi ga bisa dijabarkan sekarang. Nanti bisa dicontek," tuturnya.
Cara menjadi pemimpin dia sangat mengagumi sosok Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Di mana, dengan turun ke bawah dan mendengarkan segala problematika yang ada di masyarakat.
Berbeda dengan langkah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang blusukan saat kondangan ke tempat warga.
Menurutnya, sebagai pemimpin sangatlah penting langsung menyapa warganya.
"Sangat disayangkan. Ironi ada pemimpin seperti Gubernur mengatakan itu. Seharusnya berterima kasih dan berempati serta memberikan perhatian lebih ke warga. Tapi saya malah diketawain. Aneh dan menyedihkan ada pemimpin kita seperti itu," tuturnya.
Dia pun mengklaim upayanya memberikan uang kepada warga adalah bentuk sosial.
Karena sejak kecil, dia mengaku sering memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sehingga, sah-sah saja untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar.
"Hari Sabtu ini kami akan turun ke Johar Baru, Jakarta Pusat. Kami turun kesana untuk melihat kondisi ketimpangan sosial di sana. Di mana rumah sepetak ada beberapa keluarga," ucapnya.
Penulis: Bintang Pradewo