TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian menegaskan peristiwa yang menimpa pengemudi Go-Jek Reonaldo Agustin (27) alias Rio di Kemang Utara, Jakarta Selatan pada Sabtu (13/2/2016) bukanlah begal.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Audie Latuheru mengatakan peristiwa itu bukan begal tapi karena terjadi singgungan sebelumnya antara korban dengan pelaku.
"Kami duga itu bukan begal, karena sebelumnya terjadi ketersinggungan di jalan," ujar Audie, Kamis (14/2/2016).
Hal yang sama juga diutarakan oleh ‎Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti. Krishna membenarkan adanya cekcok antara korban dan pelaku hingga berujung pada penganiayaan dimana korban digetok oleh pelaku menggunakan senjata api.
"Motifnya karena serempetan di pertigaan. Lalu mereka (korban dan pelaku) cekcok, adu mulut," tambah Krishna.
Untuk diketahui, sempat beredar Rio ditembak di depan toko susu Jalan Kemang Utara nomor 55 RT/RW 002/04, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, pada Sabtu sekitar pukul 17.00 WIB.
Kala itu, Rio dipepet dua orang pengendara sepeda motor di sisi kanan dan kiri. Setelah itu, dua orang tak dikenal itu menghentikan laju Rio.
Sempat terjadi adu mulut antara Rio dengan dua orang itu. Lalu, mereka mengeluarkan senjata api. Berselang beberapa waktu kemudian terdengar bunyi letusan. Sementara itu, korban terjatuh ke jalan.
Aparat kepolisian menemukan proyektil di tempat laundry Sidomukti yang lokasi tak jauh dari tempat terjatuhnya korban. Ada tiga bekas tembakan di tembok. Rio dilarikan ke Rumah Sakit Jakarta Medical Center (RS JMC). Dia mengalami tiga luka sobek di kepala bagian belakang.
Lebih lanjut, Kepala Unit Kriminal Umum Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Joynaldo, menduga Reonaldo Agustin (27) alias Rio hanya digetok senjata api oleh pelaku.
Indikasi ini dilihat dari luka korban yang sudah dijahit oleh petugas medis Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC). Dia menderita tiga luka sobek di kepala.
"Itu bukan ditembak. Hanya digetok dengan senjata api pelaku," tutur Joynaldo.
Joynaldo memastikan tidak ada penembakan kepada korban. Berdasarkan hasil identifikasi, korban mengalami luka dari benda tumpul.
"Hasil lukanya di rumah sakit karena benda tumpul dan sudah selesai dijahit," kata dia.
Sementara itu, mengenai temuan sebuah proyektil di tempat kejadian perkara (TKP), penembakan itu disinyalir untuk menakut-nakuti korban. Korban mencoba mengejar pelaku setelah kejadian itu.
"Mungkin ini karena senggolan di jalanan," tutur Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Selatan, AKBP Audie Latuheru.