TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menekankan, dia tidak sepakat dengan rencana pemberian pelatihan bagi para pekerja seks komersial (PSK) Kalijodo.
Sebab, dia melanjutkan, hal itu tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka raih sebelumnya.
"(PSK) dilatih menjahit begitu, mana mau. Dulu mereka duduk-duduk, baring-baring saja sudah dapat Rp 200.000 per jam. Saya enggak mau solusi itu," ujar Basuki yang akrab disapa Ahok ini saat audiensi bersama mahasiswa Universitas Indonesia, di Balai Kota, Selasa (16/2/2016).
Baca Juga : Setelah Ahmad Dhani, Giliran Farhat Abbas ke Kalijodo
Bahkan, Ahok menyebut, hanya siraman rohani yang mampu membuat PSK kembali ke jalan yang benar.
"Kalau mau tobat, mereka harus dikasih tausiah. Kalau belum ketemu Tuhan, mereka enggak bisa berubah kayaknya," kata Ahok.
Basuki menyebut, ia sebelumnya pernah bekerja sama dengan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) untuk mempekerjakan para penghuni Rusun Muara Baru dan Marunda.
Mereka bekerja di pabrik dan mendapatkan gaji Rp 700.000 tiap bulannya.
"Mereka enggak maulah, biasa jadi tukang parkir dapat Rp 300.000 sejam. Kalau Anda mau hidup enak dan enggak kerja, kami masukin panti sosial," kata Ahok.
Pemerintah Kota Jakarta Utara sebelumnya menawarkan para PSK Kalijodo untuk alih profesi. Mereka akan mendapat pelatihan di Balai Tenaga Kerja. Setelah itu, mereka akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI.
Penulis: Kurnia Sari Aziza