Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belasan warga Kalijodo menangis melihat rumah mereka yang dihuni bertahun-tahun dirubuhkan petugas dan aparat gabungan.
Wati, seorang warga yang masih tetap bertahan mengatakan tidak ada jalan lain untuk meninggalkan rumahnya yang sudah dihuni selama 32 tahun tersebut.
"Saya dari lahir sudah di sini. Mau ninggalin rumah itu enggak mungkin," ungkapnya di Kalijodo, Jakarta, Senin (29/2/2016).
Dirinya miris melihat rumahnya dihancurkan alat berat yang dikerahkan Pemprov DKI Jakarta.
Dengan pakaian seadanya yang melekat di tubuh Wati, dia mengatakan bahwa akan tetap berada di Kalijodo hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Mau di sini aja. Saya enggak mau pindah kemana-mana," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Pardi, seorang pria yang sudah menempati kawasan Kalijodo sejak 1986 tersebut.
Dia yang memiliki dua tempat kost-kostan harus menerima tempatnya dirobohkan.
"Itu rumah saya yang lagi dirubuhin," jelasnya seraya menunjuk satu bangunan.
Bukan hal yang mudah bagi Pardi meninggalkan lokasi tersebut.
Pasalnya, dari kawasan tersebutlah dia dapat menghidupi keluarganya.
"Saya tetap disini. Kalau perlu buat tenda nanti malam, kami siap," katanya.
Dia menginginkan agar penggusuran oleh Pemprov tidak secepat ini.
Pardi mengharapkan ada upaya duduk bersama dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (ahok) dan diajak bicara.
"Tidak seperti ini. Penggusuran itu masih manusiawi. Ini tidak manusiawi sama sekali," katanya dengan suara meninggi.