TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Obat generik khusus penyakit jantung dan kenjang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi mulai menipis. Hal itu disebabkan adanya masalah teknis dalam pengiriman obat ke rumah sakit pelat merah tersebut.
"Ya mulai menipis tapi persediannya masih bisa digunakan selama satu bulan lagi," ujar Direktur Utama RSUD Kota Bekasi Titi Masrifahati pada Minggu (3/4/2016).
Titi menyebut, minimnya stok obat juga dikarenakan adanya lonjakan pasien yang datang ke rumah sakit. Seharusnya obat yang diprediksi akan habis dalam satu bulan, tetapi obat tersebut malah sudah habis sebelum satu bulan.
"Permintaannya sangat banyak, tapi pengiriman obat cenderung lamban," kata Titi.
Selain itu, kata Titi, penyebab yang lainnya adalah adanya sejumlah merek obat yang sampai sekarang belum masuk plafon pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Sehingga, hal itu yang membuat bagian farmasi tidak mencatat dalam perencanaan belanja obat, "Jenis obatnya seperti jenis vitamin dan fitofarmaka," kata Titi.
Akibatnya, ujar dia, beberapa obat esensial yang sudah diresepkan kepada sejumlah pasien belum bisa diklaim oleh pihak BPJS sampai sekarang.
Kejadian itu, terkadang bisa mencapai satu tahun. Meski demikian, pihak BPJS beralibi masih menunggu otoritas dari Kementerian Kesehatan RI.
Agar masalah ini tidak larut, Titi berencana bakal melakukan kordinasi dengan sejumlah pihak seperti BPJS, dan para dokter. Tujuannya untuk mengakomodir seluruh obat-obatan yang belum bisa diklaim oleh BPJS.
"Kami akan kaji bersama dengan para dokter terkait obat. Dan mendorong BPJS untuk dapat mengakomodir obat-obatan yang belum bisa diklaim," jelasnya.
Kepala Inspektorat Kota Bekasi Cucu Syamsudin, mengkritisi soal penempatan stok obat milik RSUD Kota Bekasi. Sebab, gudang obat itu dianggap belum ideal karena masih banyak fasilitas yang kurang memadai keutuhan obat-obat tersebut.
Cucu mengaku, ruang obat yang masih belum layak ini dikarenakan pihak rumah sakit sedang dalam tahap pembangunan. Dan kabarnya, diakui Cucu, ruang obat itu segera dibangun oleh dinas tekhnis.
"Alasannya karena pembangunan RSUD kan masih belum sempurna, sedang dalam pengerjaan. Mungkin kalau sudah sempurna akan lebih baik lagi fasilitasnya," ujar Cucu. (Fitriyandi Al Fajri)